TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Ponpes Motivasi Indonesia, KH Ahmad Nurul Huda Haem memuji program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Jawa Tengah yang digagas Ganjar Pranowo sejak 2014 silam.
SMKN Jateng merupakan sekolah kejuruan gratis yang diperuntukkan bagi siswa dari keluarga tak mampu.
SMKN Jawa Tengah sebelumnya merupakan Balai Latihan Kerja (BLK) yang kemudian diubah menjadi sekolah kejuruan.
Nurul Huda mengatakan saat bertemu dengan Ganjar dirinya sangat menyoroti program SMKN di Jateng, karena berhasil mencetak siswa langsung siap bekerja.
“SMK Jawa Tengah ini luar biasa, hasilnya-hasilnya dahsyat sekali. Salah satu yang diperkenalkan Pak Ganjar di Jawa Tengah itu link and match. Sehingga mereka boarding, mirip pondok dan di asramakan. Itu begitu selesai mereka bisa langsung bekerja,” kata Nurul Huda saat silahturahmi dengan Ganjar di Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, Burangkeng, Setu, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (6/10/2023).
Baca juga: SMKN Jateng dan Pendidikan Vokasi di Inggris
SMKN Jateng ini memiliki sarana dan prasarana yang sudah lengkap seperti keberadaan ruang kelas, ruang praktek dan peralatan.
Lola link and match juga digunakan dalam bentuk kerjasama dengan banyak perusahaan, sehingga memungkinkan lulusan langsung terserap ke dunia kerja dan adanya fasilitas beasiswa untuk belajar ke luar negeri.
Nurul Huda sangat berharap program SMKN di Jateng bisa diaplikasikan di kalangan Pondok Pesantren. Ketika sudah lulus dari Ponpes, para Santri bisa langsung mendapatkan pekerjaan.
“Mudah-mudahan pendidikan pesantren yang basisnya adalah pengajian kitab, kemudian tapi juga memberikan ruang agar anak-anak bisa setelah lulus juga mempunyai kesempatan yang sama untuk bekerja di tempat lain,” urai Huda.
Karena itu, dia menaruh harapan kepada Ganjar jika terpilih menjadi Presiden Program SMKN Jateng bisa diterapkan di tingkat nasional.
“Semoga. Mudah-mudahan kalau beliau jadi Presiden Insyallah,” paparnya.
Baca juga: Dihadiri Ganjar Pranowo, Wisuda 258 Siswa SMKN Jateng 2023 Penuh Haru dan Isak Tangis
Sementara, Ganjar menegaskan komitmennya agar semua masyarakat bisa mendapakatkan pendidikan yang layak. Termasuk juga bagi para santri yang berada di Ponpes.
“Komitmen di mana kemudian menjembatani agar para santri betul-betul dia punya life skill juga kalo ilmu agamanya sudah komplit di sini (Ponpes),” kata Ganjar.
Dia menuturkan para santri perlu mendapatkan life skill juga sehingga mereka sudah mempunyai bekal yang matang untuk bekerja secara profesional saat lulus dari Ponpes.
“Tinggal life skill sehingga pada saat mereka lulus dari sini mereka bisa di masyarakat akan ada yang jadi kiai, akan jadi nyai, ustadz-ustadzah tapi juga ada yang jadi profesional lebih banyak,” urai Ganjar.
“Ini menurut saya menjadi penting bahwa di setiap ponpes ada pengembangan ekotrennya, ekonomi pondok pesantrennya, ada pemberian keterampilannya, maka kominitas-komunitasnya mesti di bikin di sana, tadi sudah ada kok contohnya,” imbuh Ganjar.
Maka dari itu, Ganjar pun menilai sudah ada chemistry antara dirinya dengan para ulama dan pimpinan Ponpes se-Bekasi Raya, terutama terkait program pendidikan seperti SMKN di Jateng.
“Maka rasanya pikiran beliau dengan kami sama, intinya ini dibangun dari spirit membantu anak Yatim. Jateng dibangun dengan spirit membantu anak miskin sekolahnya jadi kalo kita lihat pas, mudah-mudahan mereka akan mandiri kelak,” ucapnya.