TRIBUNNEWS.COM - Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini, para bakal calon presiden (bacapres) disibukkan dengan beberapa agenda yang ada.
Tiga bacares tersebut, ialah Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan, Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), dan Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Berikut selengkapnya kegiatan bacapres hari ini, Rabu (11/10/2023) yang telah dirangkum Tribunnews.com.
Hari ini, Rabu, Prabowo diketahui bertemu dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Pangandaran.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo diajak Susi berlayar ke tengah laut dengan satu perahu yang dinahkodai oleh satu nelayan di Pangandaran.
"Tadi, (berlayar) ke Cagar Alam Pangandaran," ujar Prabowo kepada sejumlah wartawan bibir pantai timur sekitar PPI Cikidang Pangandaran, dikutip dari TribunJabar.id.
Prabowo bersama Susi berlayar ke tengah laut pantai timur Pangandaran mengaku hanya ingin keliling dan melihat lihat.
Baca juga: Bacapres Bagikan Kegiatan di Medsos: Ganjar dan Anies Agenda di Luar, Prabowo Terima Tamu di Rumah
"Ya, lihat-lihat saja. Seperti lihat Bagan-bagan (alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring dan lampu)," katanya.
Setelah itu, tak lama Prabowo dan Susi memutar lagi dan kembali ke lokasi titik acara di sekitar PPI Cikidang Pangandaran yang ada di Pantai Timur.
Dikatakan Susi, Prabowo juga membawakan oleh-oleh untuk nelayan di Pangandaran.
Susi pun mengaku bersyukur Prabowo bisa menepati janjinya untuk kembali datang ke Kabupaten Pangandaran.
"(Sekarang) Pak Prabowo ke Pangandaran datang bawa oleh-oleh kapal (perahu nelayan) dan mesinnya," ujar Susi dalam sambutannya kepada warga dan para nelayan yang menghadiri kedatangan Prabowo Subianto.
Kata Ia, ada sebanyak 10 perahu yang disiapkan Prabowo Subianto untuk dibagikan ke nelayan di Pangandaran.
Selain itu, ada juga 2 unit perahu yang disalurkan ke nelayan di Wakatobi Sulawesi tenggara.
"Supaya, mereka mengabarkan pak Prabowo juga peduli nelayan di wilayah perbatasan," ujarnya.
Anies di Malaysia
Sementara itu, Rabu ini, Anies diketahui menghadiri acara 40th Anniversary Simposium by International Islamic University Alumni Association di Kuala Lumpur, Malaysia sebagai keynote speaker.
Dalam acara tersebut, Anies menyampaikan, pendidikan di universitas Islam di Asia Tenggara berhasil menggabungkan pengajaran tradisional dengan sistem pengajaran modern, sehingga menghasilkan para pemimpin.
Selain itu, juga memberikan kontribusi yang signifikan di beberapa aspek seperti ekonomi Islam.
Upaya yang sudah berhasil tersebut, kata Anies, masih tetap harus diperbaharui di tengah perubahan dunia yang begitu cepat.
Diperlukan juga adanya pembaharuan di bidang kurikulum, seperti menggabungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan prinsip dasar Islam.
“Seperti yang pendahulu kita lakukan, utamakan riset. Karena itu sangat krusial dalam mempertahankan keunggulan kita di bidang pendidikan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Anies, Indonesia dan Malaysia harus semakin menguatkan kerja sama kolaboratif dari kedua negara.
"Ke depannya, kita juga harus mengundang kolaborasi ke tingkat regional. Dengan berbagi tujuan dan persatuan, kita bisa mencapai sukses bersama,” tambahnya.
Anies pun mengusulkan enam langkah menuju pendidikan Islam yang mendunia.
Di antaranya seperti relevansi global, pendekatan antardisiplin ilmu, integrasi teknologi, penelitian dan pengembangan, praktik berkelanjutan, serta dialog antarumat beragama.
“Di dunia yang beragam di mana budaya dan agama bertemu, universitas Islam memiliki peran yang krusial. Dia harus menjadi jembatan dialog. Tidak hanya menjadi tempat pendidikan, tetapi juga memperkenalkan kesepahaman dan empati,” tambahnya.
Ganjar Isi Kuliah di Unpar
Agenda Ganjar hari ini, Rabu, yakni mengisi kuliah di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung.
Dialog kuliah umum ini bertajuk 'Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia'.
Saat sesi tanya jawab berlangsung, Ganjar mendapatkan pertanyaan mengenai syarat masuk dunia politik apakah harus mempunyai uang banyak.
Ganjar pun menjawab bahwa uang merupakan hal penting, tetapi bukan merupakan sesuatu yang pokok.
"Masuk politik tapi enggak punya uang? Uang penting tapi tidak pokok maka kenapa saya melamar anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam politik, tidak harus berpartai politik, kamu bisa menapaki jalur-jalur tadi (berorganisasi hingga jadi aktivis)," kata Ganjar di Unpar, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu.
Ganjar kemudian membagikan pengalamannya saat ia belum mapan, tapi tiba-tiba diminta untuk nyaleg DPR RI.
Cara untuk mengatasi itu, Ganjar menjelaskan, bahwa ada yang namanya donasi.
"2003 ada seorang anak muda kira-kira usianya 30-an. Dia belum mapan sekali soal uang tiba tiba dia disuruh masuk caleg DPR RI. Pakai nomor urut waktu itu, masih ingat. Anak itu dapat nomor urut 3, dia enggak punya duit."
"Bagaimana kemudian caranya menggerakkan? Ada sebenarnya disebut sebagai donasi. Di dalam Undang-undang partai politik, di Undang-undang Pemilu ada, mana yang boleh, mana yang tidak," kata Ganjar.
"Dengan cara itu, ini sebenarnya amunisi untuk berjalan tapi ada substansi yang harus kamu sampaikan ke masyarakat," sambung dia.
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJabar.id/Padna)