News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Mubes Aktivis 98 Dukung Prabowo Jadi Presiden Tahun 2024-2029

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Musyawarah Besar(Mubes) Aktivis 98 menetapkan sikap bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah sosok yang tepat untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) menuju Indonesia Emas tahun 2045.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Besar(Mubes) Aktivis 98 menetapkan sikap bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah sosok yang tepat untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) menuju Indonesia Emas tahun 2045.

"Prabowo Subianto merupakan sosok yang tepat untuk berjuang bersama dengan AKTIVIS 98. Kecintaannya pada bangsa dan negara tidak diragukan lagi, dia rela menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan materi agar dapat berbuat kepada kemajuan bangsa dan negara," kata Ketua Panitia Mubes Aktivis 98, Sangap Surbakti, Rabu (11/10/2023).

Sangap menjelaskan, pemilu harus mampu menghadirkan kepemimpinan Indonesia yang kuat dan berkarakter tidak sekedar menjual cerita euforia masa lalu.

"Karakter dan jiwa kepemimpinan Prabowo sangat cocok untuk Indonesia yang sedang menyiapkan diri untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Pemimpin tegas, jujur, ikhlas, peduli, bertanggung jawab dan siap mengambil resiko. Tak hanya tahu secara komprehensif kondisi bangsa dan negaranya, Prabowo sangat paham kondisi geopolitik dunia," ujar Sangap.

Prabowo, kata Sangap, merupakan pemimpin yang memiliki konsep dan tahu mau dibawa kemana kemajuan Indonesia di masa depan.

Selain itu, lanjut Sangap, Prabowo Subianto merupakan pemimpin yang terbiasa dengan kerja-kerja kolaboratif, yang melibatkan diri dengan berbagai kelompok latar belakang, memiliki intuisi yang tajam, kemampuan operasional di daerah perkotaan ataupun wilayah dengan serba keterbatasan.

Lebih lanjut Sangap menjelaskan, Prabowo merupakan sosok pemimpin yang memahami situasi dinamika persoalan, dapat menggunakan teknologi untuk kesadaran situasional, mengintegrasikan kekuatan-kekuatan kolaboratif, dan progresif serta berinteraksi dengan persoalan-persoalan rakyat untuk merumuskan terobosan-terobosan solutif.

Pada kesempatan itu, Sangap juga menjelaskan bahwa aktivis 98 sebagai motor gerakan yang mendorong perubahan dari pemerintahan otoritarian ke demokrasi, saat ini melihat dan merasakan realitas yang terjadi bahwa praktik korupsi, kolusi dan nepotisme masih jadi salah satu isu utama dan tuntutan masyarakat.

"Cita-cita reformasi ternyata masih belum terwujud secara menyeluruh," tegas Sangap.

Oleh karena itu, kata Sangap, Agenda Mubes aktivis 98 ini ingin mengembalikan semangat berbangsa dan bernegara yang telah termaktub dalam UUD 1945.

"Eksponen aktivis 98 yang tersebar dari seluruh Indonesia berkumpul dan menyatukan langkah gerak dalam membangun Indonesia," kata dia.

Sangap menjelaskan, sendi-sendi kebangsaan yang merupakan perwujudan dari saloka ‘Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa’ yang artinya “beraneka tetap satu, tak ada dharma-kebenaran yang mendua”; telah menjadi dasar perekat kebangsaan jauh sebelum negara ini ada justru terabaikan oleh kebijakan pembangunan yang mengingkari hakikat dasar kita sebagai bangsa.

Pengelolaan yang bertumpu pada kebijakan kapitalistik-liberalistik yang eksploitatif-ketimpangan-keserakahan-perampasan telah meninggalkan karakter bangsa agraris dan maritim yang arif atas budi nurani sosial manusia.

Rapuhnya ekonomi kerakyatan yang diakibatkan oleh arah kebijakan perekonomian nasional yang mengabaikan potensi rakyat dan gagalnya konsolidasi seluruh pelaku ekonomi.

Selain itu, krisis pemimpin dan kepemimpinan nasional yang berkepanjangan disertai politisasi kepentingan-kepentingan jangka pendek melalui lembaga politik yang berkembang tanpa perspektif yang mendewasakan, merupakan sejumlah persoalan dari kerapuhan kita sebagai bangsa.

Demi kembalinya dharma Negara tersebut bagi sebesar-besar keadilan-kemakmuran rakyat dan generasi mendatang maka dibutuhkan jalan dan langkah sebagai berikut :

  1. Memperteguh kembali nilai-nilai luhur Nusantara sebagai jati diri bangsa dan perekat kebhinekaan sebagai fitrah yang memperkaya Indonesia;
  2. Membangun karakter bangsa melalui pendidikan yang mencerdaskan dan membebaskan dari segala bentuk kebodohan.
  3. Mengembalikan kedaulatan ekonomi Indonesia yang mengemban amanat penderitaan rakyat dan menyatukan seluruh potensi sumberdaya sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
  4. Mewujudkan hak-hak rakyat untuk hidup layak, manusiawi dan bermartabat, serta menjamin kelangsungan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
  5. Mengukuhkan dan mewujudkan peradaban Nusantara atas Indonesia kuat dan bermartabat; dan politik kebangsaan yang terhormat dan berwibawa di tengah masyarakat dunia.

Menyadari akan tugas sejarah dan terpanggil untuk meluruskan kembali cita-cita luhur bangsa, maka diperlukan sebuah konsep pemikiran dan platform yang terintegrasi dengan pemimpin nasional yang kuat sebagai petunjuk, pedoman dan pengawal perjalanan menuju Indonesia Masa depan yang baru dan sesuai dengan semangat jiwa dan substansi yang terkandung dalam Pembukaan dan UUD 1945 tersebut.

Indonesia Raya merupakan manifestasi dari Negara dan masyarakatnya kuat yang ‘adil makmur, bahagia-sentosa, tata-tentrem, kerta raharja, gemah ripah loh jinawi, atas ampunan dan berkah Tuhan’.

Semangat jiwa dan substansi tersebut untuk mengembalikan kedaulatan bangsa Indonesia yang mandiri, kuat dan bermartabat serta sesuai dengan tujuan awal yakni kemerdekaan dan kedaulatan bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca juga: Temui Relawan di Graha Pena 98, Ganjar Pranowo: Jaga Sopan Santun Jangan Bikin Hoaks

Wujud dari Demokrasi sejati adalah kedaulatan rakyat yang mendorong partisipasi dan otonomi rakyat dalam bidang politik dan ekonomi.

"Pemilu 2024 tinggal di depan mata. Pemilu merupakan sarana demokrasi untuk memperbaiki dan melanjutkan pembangunan Indonesia. Pemilu bukan persoalan like and dislike terhadap sosok tokoh tertentu. Pemilu, kita bicara tentang siapa yang mampu mengemban amanat para pendiri bangsa ini dalam membawa bangsa dan negara ke pentas dunia seperti para pendiri bangsa ini telah memberikan contoh bahwa Indonesia mampu menjadi pelopor kemerdekaan negara-negara Asia Afrika," tutup Sangap. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini