"Saya tahu putusan MK itu problematik, saya tahu implikasi-implikasinya, dan kalau dilaksanakan bisa kontroversial, dan saya akan sampaikan itu pada rapat koalisi dan kita lihat pandangan dari ketua-ketua partai yang lain, dan kita musyawarahkan," kata Yusril.
Meski demikian, apabila nantinya Prabowo tetap memilih Gibran sebagai cawapres, Yusril menyatakan PBB bakal tetap mendukung.
"Andaipun dikatakan meskipun kontroversial, kita jalan terus, mengajukan Pak Gibran, ya saya sebagai anggota koalisi (KIM) mengatakan, saya menghormati putusan koalisi," ucapnya.
"Karena dalam demokrasi itu kan orang yang kalah harus ikut orang yang menang."
"Jadi kalau misalnya ada 9 orang ambil keputusan, 7 setuju dan dua enggak setuju, dua yang enggak setuju kan enggak boleh ngambek. Dua yang enggak setuju harus tunduk padaa keputusan mayoritas," ucapnya.
Dirumorkan bakal masuk ke Golkar
Tak hanya santer dikabarkan bakal menjadi cawapres Prabowo, Gibran juga diisukan bakal merapat ke Partai Golkar.
Terkait isu dirinya bakal menyeberang ke Partai Golkar, Gibran membantah hal tersebut.
Ia meminta wartawan bertanya ke pihak yang melontarkan isu tersebut.
"Siapa yang bilang? Tanya yang di jakarta. Tanya yang bikin isu bener nggak," kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Selasa (17/10/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Baca juga: Prabowo Temui SBY di Cikeas, AHY Ungkap Isi Pembicaraannya
Lebih lanjut, Gibran menegaskan dirinya tidak ada pikiran untuk menyebrang dari PDIP ke Golkar.
"Siapa yang bilang gitu? Nggak ya," ujarnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono mengaku mendapat informasi cawapres Prabowo bakal berasal dari Partai Golkar.
Apabila cawapres tersebut belum menjadi kader Partai Golkar, maka yang bersangkutan akan masuk menjadi anggota Golkar lebih dulu.