TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pekerja Persatuan Indonesia (Basperindo) merespons positif komitmen calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) untuk menciptakan 17 juta lapangan kerja baru jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029.
Melalui misi cepat kerja, Ganjar Mahfud memiliki komitmen untuk menciptakan lapangan kerja baru setiap tahun sehingga tingkat penyerapan kerja menjadi optimal dan angkatan kerja baru bisa lebih cepat terserap.
Baca juga: Ganjar Janjikan 17 Juta Lapangan Kerja Sedangkan Anies 15 Juta, Ini Perbandingan Visi & Misi Mereka
"Komitmen 17 juta lapangan kerja baru ini sangat positif karena menjawab persoalan bangsa saat ini. Di tengah upaya menekan angka pengangguran, komitmen aksi ini oleh kalangan pekerja disambut antusias," ungkap Ketua Umum Basperindo Arnod Sihite kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Menurut Arnod, Ganjar-Mahfud dalam visi dan misinya menempatkan aspek ketenagakerjaan sebagai isu penting yang harus dikerjakan saat memimpin nantinya.
Arnod mengatakan aspek ketenagakerjaan ini oleh Ganjar-Mahfud diletakan dalam satu misi besar terkait ekonomi unggul yang berdaya saing.
"Di antara aspek penting membuat ekonomi unggul adalah kesempatan kerja. Maka komitmen 17 juta lapangan kerja baru itu sesuatu yang sangat relevan. Kami apresiasi," papar Ketua Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Percetakan, Penerbitan Media Informasi seluruh Indonesia PP PMI KSPSI) tersebut.
Caleg DPR RI Dapil Sumut II dari Partai Perindo tersebut menegaskan juga komitmen Ganjar-Mahfud untuk memajukan peran ekonomi kreatif yang mengedepankan Ekonomi Hijau untuk mendorong percepatan pembangunan.
"Artinya sektor ini saling berkaitan. Adanya komitmen untuk mudah bekerja, cepat bekerja memastikan ekonomi Indonesia juga bertumbuh dengan baik. Demikian sebaliknya. Ekonomi yang bertumbuh dengan baik akan membuka kesempatan kerja lebih luas lagi," ucap Wakil Ketua Umum DPP KSPSI ini.
Baca juga: Investasi Sektor UMKM Ciptakan Nilai Tambah dan Perluas Lapangan Kerja
Bukan hanya itu, Indonesia punya tantangan untuk makin meningkatkan kualitas SDM pekerja/buruh dalam rangka kecakapan digital.
Termasuk memanfaatkan bonus demografi demi Indonesia Unggul pada 2045. Caranya dengan melakukan upskilling dan reskilling pada kelompok pekerja dan buruh.
"Kecakapan digital pada pekerja itu suatu keharusan. Dalam visi misinya jelas Ganjar - Mahfud punya komitmen yang jelas pada aspek digitalisasi ini yang harus berlaku di semua lini kehidupan," imbuhnya.
Arnod yang juga Tim Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional itu mengatakan pada aspek ketenagakerjaan, Ganjar - Mahfud lebih memiliki pemetaan persoalan yang lebih jelas dan terperinci demikian juga upaya atau solusi yang ditawarkan.
Misalnya kata dia masalah utama ketenagakerjaan di Indonesia adalah struktur tenaga kerja Indonesia mayoritas atau 56,33 persen adalah lulusan SMP ke bawah, kemudian 31,34 persen lulusan SMA, dan hanya 12,32 persen lulusan perguruan tinggi.
Menurut ILO, dengan kondisi ini pekerja Indonesia hanya memiliki output sebesar US$13 per jam atau masih di bawah Singapura US$74, Brunei Darussalam US$56, Malaysia US$26, dan Thailand US$15.