TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani membantah rumor mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta perpanjangan jabatan hingga tiga periode sebagai Presiden kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Enggak, enggak pernah, setahu saya enggak pernah beliau meminta untuk perpanjangan tiga periode," ujar Puan Maharani, Jakarta, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (25/10/2023).
"Jadi kalau kemudian ada perpanjangan itu mekanismenya dari mana, kemudian seperti apa?"
"Waktu itu kan tidak ada mekanisme yang kemudian memungkinkan untuk kita melakukan perpanjangan atau melakukan 3 periode," tambahnya lagi.
Pernyataan Puan tersebut sekaligus menjawab perkataan Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu yang menyebut asal muasal persoalan Presiden Jokowi dan PDIP.
Baca juga: Yakin Jokowi Tak Berpihak, Puan Maharani Minta Masyarakat Awasi Pilpres 2024
Adian menyatakan bahwa persolan itu dimulai dari PDIP yang tak mengabulkan permintaan Presiden Jokowi soal perpanjangan jabatan sebagai presiden hingga tiga periode.
Alasannya, lantaran PDIP tak mau mengkhianati konstitusi demi menjaga keselamatan bangsa dan negara, serta rakyat Indonesia.
Faldo Maldini Peringatkan Adian Pernyataannya Bisa Jadi Fitnah
Mengenai rumor soal Presiden Jokowi tersebut, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini juga memberikan komentarnya.
Dalam hal ini, Faldo memperingatkan Adian agar berhati-hati dengan ucapannya tersebut.
Pernyataannya itu, kata Faldo, bisa menjadi fitnah apabila tidak ada buktinya.
"Kami sayang Bang Adian. Beliau politisi yang layak jadi teladan. Kalau enggak ada bukti, bisa jadi fitnah. Kalau dari kami, senyumin saja."
"Sama-sama menahan diri, tidak usah memperkeruh situasi," kata Faldo, dilansir Kompas.com, Rabu.
Mengenai tudingan Adian itu, Faldo menegaskan, bahwa Presiden Jokowi pasti akan tunfuk pada konstitusi dan kehendak rakyat.
Sehingga, berbeda pandangan bukanlah alasan untuk terpecah belah.
Hingga kini pun, kata Faldo, Presiden Jokowi masih menghormati Megawati.
"Yang jelas, Pak Jokowi selalu tunduk pada konstitusi dan kehendak rakyat."
"Bu Mega dan Pak Jokowi sama-sama negarawan, tentunya beda pandangan bukan alasan untuk terpecah," kata politikus Partai Solidaritas Indonesia itu.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)