Di mana mitos tersebut mengatakan bahwa politik negara yang unggul berasal dari Kota Solo, sedangkan dirinya Banyumas sehingga masih berada di bawah Solo.
"Jadi memang ada suatu mitos mengatakan bahwa memang kalau politik negara itu yang unggul itu dari Solo, dari Surakarta. Saya ini Banyumas, jadi ya, masih satu klik lah di bawah Solo," terang Prabowo.
Prabowo juga sempat bercerita bagaimana dirinya selama sepuluh tahun sempat bersaing melawan Jokowi demi posisi RI 1.
Ia menjelaskan, setelah masuk ke dalam tubuh pemerintahan Jokowi, dirinya melihat keseriusan Jokowi sebagai kepala negara.
"Saya melihat keberpihakan beliau pada rakyat kecil, luar biasa pengorbanan pemerintah atau kebijakan-kebijakan pemerintah untuk melindungi rakyatnya yang paling miskin dan paling lemah," kata Prabowo.
Pada acara tersebut, Prabowo juga berpesan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang biasa.
Justru hal tersebut menunjukkan demokrasi.
"Kita boleh berbeda pandangan, kita boleh punya koreksi dan kritik, itu baik dan bagus, itulah demokrasi," ujar Prabowo.
"Saya ingin pertegas bahwa apa pun perbedaan kita, tetap kita harus junjung tinggi rasa hormat di antara kita bahwa kita ini adalah satu keluarga besar, Indonesia, satu keluarga besar Nusantara," lanjutnya.
Kemudian Prabowo juga mengingatkan betapa pentingnya menjaga perdamaian.
Berdasarkan Lembaga Survei Nasional (LSN) sosok Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bermain penting dalam elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Hubungan baik antara Jokowi dan Prabowo diyakini berdampak positif terhadap elektabilitas sang menteri pertahanan.
Dikutip dari Kompas, Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara memaparkan bagaimana Jokowi memengaruhi menguatnya elektabilitas Prabowo dalam survei terbaru LSN.
Publik menilai Prabowo sebagai menteri yang memiliki kinerja baik dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
Selanjutnya Gema menyampaikan bahwa publik turut menilai hubungan Prabowo memiliki hubungan akrab dengan Jokowi.
"Adanya sinyal endorsement Presiden Jokowi untuk Prabowo sebagaimana diperlihatkan melalui kedekatan Jokowi dan Prabowo dalam berbagai event penting nasional," ujar Gema, Senin (5/9/2022).
Gema menjelaskan, selain sosok Jokowi, elektabilitas Prabowo turut terdongkrak karena adanya kerja sama politik antara Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memiliki massa dari kalangan Nahdliyyin atau Nahdlatul Ulama (NU).