Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya menggencarkan Patroli Siber khususnya di media sosial untuk mengantisipasi adanya serangan-serangan saat Pemilu 2024.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suyudi Aryo Seto mengungkapkan pemantauan super ekstra diperlukan di era digital seperti saat ini.
"Kita di seluruh Satker di Polres maupun Polda tidak hanya di jajaran Reserse saja tapi di Polres-Polres kita ada namanya patroli siber, karena memang di era digital seperti sekarang kita harus melakukan pemantauan," kata Suyudi kepada wartawan, Sabtu (4/11/2023).
"Karena kita ketahui bersama bahwa potensi konflik itu tidak serta merta diawali dari wilayah atau darat saja. Tetapi, juga dari udara dari dunia siber," sambungnya.
Baca juga: Gandeng Ormas hingga Satpam, Polda Metro Jaya Ajak Pengamanan Swakarsa dalam Rangka Pemilu 2024
Untuk itu, lanjut Suyudi, pihaknya tidak akan segan-segan menindak para pelaku kejahatan di dunia siber yang akan mengganggu kondusifitas khususnya saat pesta demokrasi.
Sejauh ini, Suyudi mengklaim sudah banyak pelaku-pelaku yang sudah ditangkap lantaran melakukan melakukan provokasi di media sosial.
"Ini kita lakukan pemantauan setiap waktu dan kalau ada upaya yang mengganggu, memancing memprovokasi tentunya kita akan tidak segan-segan untuk melakukan penindakan," jelasnya.
Operasi Mantap Brata
Diketahui, Polri mengerahkan ratusan ribu personel dalam Operasi Mantap Brata untuk mengamankan jalannya pelaksanaan Pemilu 2024.
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan total 434.197 personel dari dari jajaran Mabes Polri hingga Polda di seluruh Indonesia akan dikerahkan.
"Pada pelaksanaan Operasi Mantap Brata 2023-2024, Polri menurunkan personel sebanyak 434.197 personel," kata Sandi di The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS: Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris JAD, Disebut Berupaya Gagalkan Pemilu 2024
Sandi berharap, dengan banyaknya personel yang diterjunkan bisa menciptakan pemilu damai, mulai dari tahap pendaftaran para calon hingga pelantikan, termasuk saat pencoblosan.
Pengamanan pada saat tahap pencoblosan, lanjut Sandi, bakal dilakukan menyesuaikan tingkat kerawanan suatu daerah.
"Pada waktu pelaksanaan pemilu langsung di TPS disesuaikan dengan karakteristik wilayah yang ada. Jadi kalau wilayahnya aman, rawan ataupun yang rawan satu itu tentunya akan berbeda dengan daerah-daerah tertentu," ucapnya.
"Untuk itu harapan kita bersama bahwa insyaallah pemilu bisa dilaksanakan dengan aman dengan tertib sesuai dengan yang kita harapkan," sambungnya.
Adapun Operasi Mantap Brata ini dipimpin langsung oleh Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran.
Kegiatan itu akan dilakukan selama 222 hari sejak tahap pendaftaran hingga pengambilan sumpah oleh pasangan presiden terpilih.
Operasi ini akan melibatkan 11 satuan kerja dari Mabes Polri. Yakni Bareskrim, Baintelkam, Baharkam, Korbrimob, Slog, Divisi Humas, TIK, Propam, Hubinter, Srena, hingga Irwasum.
Sebelas satuan kerja tersebut akan ditempatkan ke dalam 9 Satuan Tugas (Satgas) yang berbeda. Meliputi Satgas Pengamanan Capres-Cawapres, Preemtif, Preventif, Penindakan, Gakkum, Antiteror, Pengaman TPS Luar Negeri, Humas, dan Banops.