TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto, menilai Indonesia sudah tidak dapat meneruskan sistem ekonomi kapitalisme neo-liberal yang tak berpihak kepada rakyat, dan harus kembali ke jati diri bangsa yakni ekonomi Pancasila.
"Ekonomi liberal tidak memungkinkan menjadikan negara kita sejahtera. Cara mencapainya harus kembali pada ekonomi Pancasila," ujar Prabowo dalam paparannya di Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang digagas INDEF di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Prabowo mengungkapkan, ekonomi kapitalisme neo-liberal justru membuat potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia mengalir keluar, tidak berdampak untuk menyejahterakan rakyatnya sendiri.
Baca juga: Elektabilitas Anies, Ganjar dan Prabowo Subianto Berdasarkan 5 Lembaga Survei di Bulan Oktober 2023
"Bicara potensi kekakayaan, cadangan nikel kita terbesar di dunia. Timah, bauksit kita cadangan keenam di dunia. Ini adalah modal yang harus kita gunakan," ungkapnya.
"Masalahnya, Indonesia kurang pandai menjaga dan mengelola. Karena suatu fenomena net outflow kekayaan kita mengalir keluar," sambungnya.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan bangsa ini tidak setia dengan blue print yang telah digagas oleh para pemimpin Indonesia dari terdahulu, yakni merujuk pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33.
Baca juga: Adu Kuat Tim Hukum Pemenangan Ganjar-Mahfud vs Prabowo-Gibran vs Anies-Cak Imin, Ada Eks Jaksa Agung
"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Tiap negara punya kultur berbeda. Barat suka kapitalisme neo-liberal, tetapi budaya dan pendiri bangsa kita tidak merancang seperti itu," kata Prabowo.
Oleh karena itu, ekonomi Pancasila adalah jalan tengah antara kapitalisme dan sosialis yang berpihak kepada kepentingan nasional, egaliter, dan berkeadilan sosial.
"Kita sebagai bangsa harus bertanggung jawab dan ini adalah misi kita, tidak menghendaki pemerintah hanya jadi wasit," jelasnya.
Dalam mewujudkan strategi pembangunan berlandaskan ekonomi Pancasila tersebut, Prabowo mengatakan dirinya bakal melanjutkan landasan ekonomi solid yang sudah dicapai para presiden RI terdahulu, terutama Joko Widodo (Jokowi).
"Apa yang dilakukan Jokowi tidak dapat dipungkiri suatu landasan yang cukup solid. Peningkatan ekonomi cukup besar, dari tolok ukur mana pun bisa dilihat peningkatannya dari jalan tol dan umum, pembangkit listrik, jumlah bandara," kata Prabowo.
Prabowo Minta Bantuan Para Ekonom
Prabowo Subianto memaparkan gagasannya membangun ekonomi negara dalam 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2023'.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyebut membutuhkan para ekonom untuk mengimplementasikan pemikirannya. Sebab menurut Prabowo, bagian paling penting dari sebuah ide adalah mewujudkannya menjadi langkah nyata.
"Semua pemikiran, semua gagasan tanpa implementasi adalah hanya omong-omong saja. Jadi kita butuh (keterlibatan para ekonom)," kata Prabowo.