Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menanggapi soal adanya pernyataan yang menyebutkan kalau saat ini ada segelintir pihak yang memanfaatkan aparatur negara atau elemen negara untuk memperoleh kekuasaan di Pilpres 2024.
Pernyataan itu salah satunya dituangkan oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan singgungan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Besok Penetapan Capres-Cawapres, TKN Prabowo-Gibran Imbau Pendukung Tak Datang ke KPU
Menyikapi hal itu Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan, sejatinya kubu pasangan capres-cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tak pernah terpikirkan untuk melakukan demikian.
"Izinkan kami menjawab yang pertama. (koalisi) pak Prabowo Gibran ini adalah Partai-partai pendukungnya partai-partai yang tidak cakap dan tidak terbiasa mempunyai pikiran nagaimana caranya untuk abuse of power," kata Nusron saat jumpa pers di Kantor TKN Prabowo-Gibran, Slipi, Jakarta, Minggu (12/11/2023).
Baca juga: Gibran Rakabuming: Kalau Ada yang Nyerang Pakai Hoaks, Senyumin Aja
"Pikiran saja tidak pernah, apalagi pengalaman untuk melakukan," sambungnya.
Kondisi tersebut pernah terjadi kata Nusron dilakukan oleh Partai Golkar di Era Orde Baru yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soeharto.
"Kecuali Golkar pernah pengalaman zaman Orde Baru partai kami, Tapi itu pun tokoh-tokohnya sudah banyak yang wafat, ya kan," ujar dia.
Ketua DPP Partai Golkar itu justru membalikkan pernyataan soal penggunaan aparatur negara atau biasa disebut abuse of power kepada pihak lain.
Menurut dia, terdapat kelompok yang memiliki pengalaman untuk melakukan abuse of power.
Hanya saja, Nusron enggan menyebut lebih detail siapa pihak yang dimaksud.
"Nah karena itu, kita lihat justru sebaliknya yang punya pengalaman untuk melakukan abuse of power itu siapa? kami nggak mau sebut," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan ada yang berupaya bawa negara dan aparat untuk layani golongannya.
Baca juga: TPN Meradang Sejumlah Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot: Tindakan Abuse of Power
Adapun hal itu disampaikan Surya Paloh saat berpidato di HUT ke-12 Partai NasDem di NasDem Tower Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023).
"Maka hari-hari ini kita melihat betapa banyaknya upaya membawa negara dan aparat dan aparaturnya melayani pribadi dan golongannya," kata Paloh dalam pidatonya.
Paloh melanjutkan upaya membawa negara dan aparaturnya kepada kepentingan praktis semacam itu. Telah melahirkan ketidakpercayaan sosial.
"Ketidakpercayaan rakyat kepada negara. Kritik muncul dalam bentuk sinisme dan cemoohan yang sudah sangat kasar sebagai bangsa yang beradab," sambungnya.
Dikatakannya itu menjadi contoh negara yang mengalami penurunan derajat kewibawaan pada tingkatan yang paling rendah.
"Rakyat mengalami kesulitan menempatkan kepercayaannya kepada siapa. Maka hari-hari ini akan mudah sekali kita menemui rakyat yang cukup dapat memerintah dirinya sendiri," kata Paloh.
Ia menegaskan bahwa saat ini bangsa berada di ujung tanduk kerusakan yang paling mencemaskan sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita berharap semua pemimpin nasional dan rakyat tidak kehilangan kontrol. Belajar dari berbagai peradaban yang besar. Kehilangan adab selalu melahirkan kebingungan ilmu dan pemimpin palsu," tegasnya.