TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Calon Presiden (Capres) RI Ganjar Pranowo kembali melakukan kunjungan ke wilayah Jawa Barat.
Kali ini, ia datang ke wilayah Purwakarta, Jumat (17/11/2023).
Politikus PDIP berambut putih tersebut tiba di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 1, Jalan Veteran, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta sekira pukul 10.45 WIB.
Mengenakan baju koko putih dan peci hitam, Ganjar Pranowo disambut sejumlah ulama dan ratusan santri serta masyarakat sekitar.
Kedatangan Ganjar pun disambut lantunan salawat dari para santri dan disambut langsung tokoh Purwakarta KH Abun Bunyamin.
Mendapat sambutan meriah, Ganjar pun menyapa dan menyemangati para santri agar terus belajar dengan baik.
Baca juga: Demokrat Minta Bawaslu Investigasi Pakta Integritas Pj Bupati Sorong Dukung GanjarÂ
Setelah itu, Ganjar pun langsung menemui sejumlah kiai dan melakukan diskusi tertutup.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir sejumlah pengasuh pondok pesantren, kiai, ustaz, ulama di antaranya dari Ponpes Al Riyadl Cianjur, KH Pipin S Aripin dari Ponpes Al-Fatmah Kecamatan Cilaku; KH Romli Nurdin dari Ponpes Nurul Falah Karawang; dan Dr Ramdan F dari Ponpes Robitoh Kabupaten Bandung Barat.
Ada juga KH Anwar Mharus dari Kabupaten Garut, KH Sulaiman dari Kabupaten Sukabumi, KH Amiruddin Ridwan dari Kabupaten Cirebon, KH Ibnu Basry dari Kabupaten Bogor, KH Amir Hamzah dari Rais Syuriyah PCNU Ciamis, KH Ahmad Baidlowi Hilal dari Rais Syuriyah PCNU Indramayu, KH Ubaidillah dari Rais Syuriyah PCNU Kuningan, dan KH Yusuf Kariem, Rais Syuriyah PCNU Majalengka.
Baca juga: Jubir TPN Beberkan Maksud Pidato Ganjar Soal Drakor Hingga Hoaks Megawati Tak Salami Gibran-Kaesang
"Kehadiran saya di sini (Purwakarta) untuk bersilaturahmi," ucap Ganjar Pranowo kepada wartawan di Pondok Pesantren Al Muhajirin Purwakarta, Jumat (17/11/2023).
Ganjar pun mengungkap dalam diskusi turu membahas tentang Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren.
Ia pu menegaskan komitmenya untuk membuat peraturan turunan dari Undang-Undang tersebut sebagai satu cara untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hingga anggaran untuk seluruh pondok pesantren di Indonesia.
"Undang-Undangnya sudah ada, maka tugasnya peraturan pelaksanaan atau turunan dari Undang-Undang itu. Dan itulah yang kemudian bisa meyakinkan pada seluruh pengasuh pondok pesantren, santri dan kiai," kata Ganjar.
Pada saat menjadi gubernur Jawa Tengah, Ganjar telah membuat peraturan daerah (Perda) tentang pesantren.
Ganjar mengajak sejumlah kepala daerah juga untuk membuat perda tentang pesantren.
"Jabar sudah, Jateng sudah, dan saya kira yang punya komitmen pasti melaksanakan, apalagi itu perintah Undang-Undang," ucapnya.
Ganjar juga berkomitmen tentang anggaran untuk pesantren.
Ia pun menceritakan adanya anggaran yang di hibahkan pada saat menjadi gubernur Jawa Tengah yang mencapai ratusan miliar untuk para guru agama di lintas agama.
"Apakah Pak Ganjar punya perhatian kepada guru agama lainnya?" kata Ganjar ketika ditanya komitmen pada kalangan pesantren.
"Dan saya ceritakan, setiap tahun kami menghibahkan kurang lebih Rp 270 miliar setiap tahun ke kemenag untuk dibagikan kepada guru agama. Guru ngaji, Hindu, Kristen dan sebagainya, untuk memberikan penghormatan saja," kata Ganjar.
Ganjar juga membahas tentang program Jateng Bersalawat.
Sejumlah ulama pun mengusulkan agar adanya 'Istana Bersalawat'.
Sementara itu, pimpinan Ponpes Al Muhajirin Purwakarta, KH Abun Bunyamin MA, mengaku optimis Ganjar mampu melaksanakan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam UU tentang Pesantren sesaui dengan kebutuhan kalangan pondok pesantren.
KH Abun juga menyakini Ganjar mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Indonesia menjadi lebih berkualitas, berilmu hingga beriman.
Ganjar Dapat Panggilan Gus
Pada kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo mendapatkan panggilan 'Gus' oleh seorang pengurus pondok pesantren.
Didin Chareudin, seorang pengurus pondok pesantren yang hadir pada pertemuan dengan Ganjar Pranowo itu menyebutkan bahwa Capres dengan nomer urut tiga itu layak mendapatkan panggilan 'Gus'.
"Beliau tidak terpisahkan dari kultur pondok pesantren, cara berpikir beliau juga memiliki kemapanan tentang komitmen pesantren, cara beliau bertutur kata dan bersikap juga membuat beliau memiliki kedekatan dengan para kiai dan ulama."
"Pada kesempatan tadi, dengan penuh penghargaan menyematkan beliau dengan panggilan Gus Ganjar," ucap Chareudin.
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul ''Memiliki Kedekatan dengan Kiai,'' Di Purwakarta, Ganjar Pranowo Dapat Panggilan Nama 'Gus Ganjar'