Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gerry Hukubun menilai partainya tak terlalu diuntungkan dengan mendukung capres tertentu di Pilpres 2024 mendatang.
Maka dari itu kata Gerry partainya lebih fokus untuk jemput kemenangan di Pileg 2024.
"Menyangkut efek ekor jas saya pikir semua partai mempertimbangkan itu. Tapi PKN lebih mempertimbangkan bagaimana konsentrasi untuk memenangkan pileg dalam artian bisa masuk ke Senayan," kata Gerry kepada Tribunnews.com Selasa (21/11/2023).
Baca juga: Dukung Prabowo di Pilpres 2024, SBY Ungkap Harapan dan Beri Pujian: Insya Allah Jadi Presiden
Menurutnya ada plus minus tersendiri saat partainya memberikan dukungan salah satu capres yang kebetulan di daerah tertentu lemah. Ia menilai yang rugi adalah calon-calon legislatif dari partainya.
"Sementara efek ekor jas langsung saya pikir tidak terlalu signifikan. Karena kita memberikan dukungan kepada salah satu capres saat ini sama juga memberikan kepada partainya yang bersangkutan," jelasnya.
Ia menegaskan strategi partainya untuk fokus pada caleg-caleg di daerah, lebih baik dibandingkan mendukung salah satu capres.
Baca juga: Wakil Ketua Umum PKN Soroti Keberadaan MKMK yang Kini Masih Bersifat Sementara
"Jadi saya pikir untuk efek ekor jas tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan bagaimana kita memperhatikan teman-teman yang ada di daerah. Sehingga mereka tidak sampai jadi terpengaruh mereka punya suara gara-gara berikan dukungan kepada capres," tegasnya.
Meski begitu, Gerry menegaskan partainya akan menentukan sikap setelah hasil Pileg 2024 keluar.
Ia juga meyakini Pilpres 2024 akan dua putaran. Pada saat itulah ia menyebutkan partainya akan bersikap di Pilpres 2024.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai strategi yang dilakukan PKN tersebut cukup berat.
Ujang menuturkan sebagai partai baru seharusnya PKN bergabung ke partai koalisi untuk mencari kekuatan lain.
"Saya pikir cukup berat kurang cukup efektif. Karena bagaimanapun sebagai partai baru harus banyak teman bisa bergabung dengan katakanlah kekuatan lain," tegasnya.
Baca juga: Wakil Ketua Umum PKN: Gibran Cawapres Picu Sentimen Negatif
Adapun dari Survei Indopol pada Juni 2023 menunjukkan elektabilitas PKN berada di posisi 15 dengan perolehan 0,40 persen.
Lalu partai politik lainnya PDIP 25,56 persen, Gerindra 24,27 persen, NasDem 12,66 persen, Golkar 12,18%, PKS 5,89%.
Kemudian PKB 4,76%, Demokrat 4,11%, PAN 2,90%, Perindo 1,45%, Hanura 1,37%, PPP 1,21%, Partai Buruh 0,81%.
Diketahui partai politik yang ingin lolos ke Senayan harus bisa penuhi aturan Parlementery Threshold. Hal itu sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017 Pasal 414 dan 415.
Dalam UU tersebut disebutkan sekurang-kurangnya partai politik harus memperoleh 4 persen suara dari jumlah yang bisa diperoleh di pemilihan legislatif.