Kemudian, mereka juga harus meraih suara secara merata di separuh jumlah keseluruhan provinsi di Indonesia dan meraih 20 persen suara dari jumlah pemilih di setiap provinsi.
"Selain wajib meraih suara 50 persen plus suara nasional, suaranya itu harus merata di separuh jumlah keselurusan provinsi, dan di setiap provinsi itu minimal mendapat 20 persen suara dari jumlah pemilih," jelasnya.
Adapun Adi mengungkapkan, saat ini belum ada kandidat capres-cawapres yang raihan suaranya mencapai 50 persen plus.
"Melihat data per hari ini saja belum ada calon mencapai 50 persen plus satu itu," tutur Adi.
Menurut Adi, untuk melihat kemungkinan raihan suara tiap pasangan capres-cawapres itu pada sepekan sebelum hari pencoblosan.
"Seminggu sebelum pencoblosan terlihat," jelasnya.
Baca juga: Hasil Survei, Pernyataan Politikus, dan Pandangan Pengamat: Pilpres 2024 Diprediksi 2 Putaran
Adapun sejumlah hasil survei terbaru elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menunjukkan tak ada satu pun pasangan calon (paslon) yang bisa menyentuh angka 50 persen.
Misalnya, hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada Senin (20/11/2023).
LSI menyebut Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Berdasarkan hasil survei, Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menyebut Pilpres 2024 kemungkinan berlangsung dua putaran.
Prabowo-Gibran diprediksi melenggang ke putaran kedua. Sebagai informasi, Adjie menyatakan survei diambil pada 6 s.d. 13 November 2023 dengan 1.200 responden.
Survei ini menggunakan metode multi stage random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error 2,9 persen.
Hasilnya, Prabowo-Gibran: 40,3 persen, Ganjar-Mahfud MD: 28,6 persen, Anies-Muhaimin: 20,3 persen, dan 10,8 persen belum menentukan pilihan.