TRIBUNNEWS.COM - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kini identik dengan istilah gemoy.
Gemoy merupakan istilah yang mengungkapkan rasa lucu dan menggemaskan.
Cara berpolitik dari Prabowo dan Gibran itu kemudian ditanggapi oleh berbagai pihak. Mulai dari Ganjar Pranowo, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Gimik Gemoy Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Tanggapan Ganjar
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memberikan komentar mengenai gimik yang dilakukan oleh Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, dirinya memang beda dengan pasangan calon (paslon) lain dalam berkampanye.
"Itulah perbedaan saya dengan mereka karena kami berdiskusi seperti ini antusiasmenya ada," kata Ganjar seusai bertemu kaum milenial di Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023).
Ia menegaskan, dirinya enggan menggiring suara anak muda hanya dengan sebuah jargon.
"Saya tidak mau menggiring anak-anak muda dengan satu jargon, hanya dengan satu gaya," ucapnya.
Pria berusia 55 tahun itu lebih suka untuk berkampanye dengan cara berdiskusi atau berdialog bersama masyarakat.
"Kami lebih mendorong pada edukasi, mungkin orang akan mengatakan itu membosankan, tapi kalau saya melihat antusiasme orang sedemikian banyak untuk bertanya sampai waktunya enggak ada," tuturnya.
Komentar PSI
Sementara itu, Anggota Dewan Pembina PSI, Giring Ganesha, mengatakan istilah gemoy yang melekat kepada diri Prabowo justru memantik rasa penasaran anak muda.
Rasa penasaran itu, sambungnya, bakal membawa anak muda mencari tahu lebih dalam ihwal visi-misi Prabowo sebagai capres.