News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

PKS Sebut Politik Gemoy-Santuy Hanya Gimik, PSI: Pemikiran Liar dan Cenderung Lecehkan Gen Z

Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen Prabowo terlihat semringah itu ditandai saat dirinya mengeluarkan 'jurus' jogetan khasnya usai  menyampaikan pidato dalam acara tersebut.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni merespons kritik PKS yang menilai politik 'santuy' dan 'gemoy' dari pihak capres-cawapres Prabowo-Gibran hanyalah gimik dan tidak sehat untuk iklim demokrasi.

Menurutnya, PKS mempunyai pemikiran liar.

"Ya monggo teman-teman PKS mempunyai pemikiran liar cenderung memfitnah dan sekaligus bisa jadi melecehkan teman-teman Gen-Z dan generasi milenial," kata Raja Juli di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

Wamen ATR/BPN itu mengatakan, akibat dari pernyataan PKS itu seperti menganggap generasi milenial dan gen Z mempunyai pemikiran dangkal.

"Padahal ya generasi milenial generasi Z itu adalah orang-orang yang kritis (terhadap) isu lingkungan hidup (serta) peduli dengan korupsi. Coba lihat survei-survei yang terbaru itu," ujar Raja.

Raja juga mengatakan slogan 'santuy dan santun' PSI merupakan seni dalam berkomunikasi. 

Dia menyebut politik 'santun dan santuy' bentuk proses untuk rekonsiliasi kebangsaan.

"Kita menjaga kebhinekaan (dan) proses nation bulding kita. Itu gagasan semua gitu loh," imbuhnya.

Dia pun meminta PKS untuk tak hanya mengkritisi, tetapi juga harus mempunyai cara komunikasi yang baik.

"Jadi, ya mohon PKS bikin cara komunikasi yang juga baik (dan) renyah, sehingga tidak hanya mengkritisi tapi juga punya sesuatu yang ditawarkan baik itu substansi maupun pola komunikasinya gitu," tandas Raja.

Baca juga: PKS Janji Tak Pindahkan Ibu Kota, Simak 3 Janji Kampanye PKS pada Pemilu 2019, Belum Terwujud?

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyindir istilah gemoy dan santuy. Ia menilai hal itu tak sehat bagi demokrasi. 

Istilah gemoy diduga merujuk pada figur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan santuy yang merupakan gaya politik yang dicitrakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul, dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu,  (26/11/2023).

Menurut Sohibul, hal itu hanya sekadar gimmick politik yang justru lebih banyak digunakan dalam persaingan politik saat ini.

Oleh karena itu, Shohibul menyebut, PKS mengatasi fenomena itu dengan mempelopori politik berbasis gagasan.

"Maka PKS memelopori adanya politik gagasan ini untuk mengatasi kondisi yang tidak kita harapkan, apalagi hari-hari ini, saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya," kata Sohibul.

Baca juga: Ganjar Pranowo Tak Potong Kumis dan Jenggotnya: Simbol Perlawanan

Presiden PKS pada 2015-2020 itu menekankan, demokrasi bangsa ke depan harus menjadi lebih baik melalui pemimpin yang memiliki kapasitas mengelola pemerintahan dan tak sekadar penuh gimmick.

"Memunculkan pemimpin yang di satu sisi punya kapasitas memenangkan pertarungan. Di sisi lain juga kita yakin dia punya kapasitas untuk mengelola pemerintahan," kata Sohibul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini