Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mendengar curhat seorang guru mengenai kurikulum pendidikan di Indonesia.
Curhat itu didengar oleh Ganjar saat sedang berdialog dengan masyarakat di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/12/2023).
Muhamad Amin Rauf, dari Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Tenggara mengatakan, 9 tahun lalu ia pernah bertanya ke Jusuf Kalla (JK) mengenai arah pendidikan Indonesia.
Saat itu, JK berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2014.
"Saya menanyakan, jika Anda terpilih sebagai wapres dan Jokowi sebagai presiden, arah pendidikan ke mana?" kata Amin.
Amin lalu mengkritisi kurikulum merdeka yang digagas Pemerintahan Presiden Jokowi yang dinilainya tak jelas arahnya.
"Nah sekarang saya menyuarakan guru Nahdlatul Ulama, pendidikan sekarang dengan kurikulum yang istilahnya merdeka walaupun kita sudah merdeka 7 tahun yang lalu, tapi bukan membangun generasi bangsa ke depan, tapi arahnya enggak jelas," ujarnya.
Sementara, Ganjar menilai tidak ada yang salah dengan kurikulum pendidikan Pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurutnya, terpenting adalah bagaimana membangun dunia pendidikan melalui pembangunan karakter, moral, etik, dan integritas.
"Tadi Bapak cerita, jangan ada korupsi, (harus) integritas. Itulah kemudian penting guru juga yang mendidik, maka guru juga yang mesti mendapatkan perhatian itu," ucap Ganjar.
Ganjar menjelaskan, jika hal tersebut terjadi maka akan ada lompatan besar untuk menjemput bonus demografi.
Kunjungan Ganjar ke Kendari merupakan bagian dari rangkaian kampanye Pilpres 2024 yang dimulai pada Selasa (28/11/2023).
Dalam kunjungan ini, Ganjar didampingi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Usman M Tokan alias Donnie.