"Kami mohon ruang hidup kami dirampas dengan penambangan bijih besi di Kulonprogo yang tak menghasilkan buat negara. Kami merasa hanya diapusi (dibihongi, red). Mohon dicabut kontrak karyanya," harap dia.
Menurut Istiyanti, praktik penambangan itu memakan lahan pertanian. Padahal, dia menganggap produksi pertanian lebih produktif dibanding pertambangan tersebut.
Dia juga mengharapkan jaringan listrik bisa masuk ke lahan pertanian. Menurut Istiyanti, pemerintah harus berpihak kepada rakyat, kalaupun tidak maka jangan mengganggu kehidupan mereka.
"Kalau tak bisa dibantu, minimal jangan ganggu kami," tegas dia.
"Ganjar-Mahfud menang, menang, menang," tutup diskusinya.
Atikoh pun mencoba menjawab curhat dari Istiyanti. Dia menyadari rendahnya harga beli komoditas pangan di tingkat petani karena panjangnya rantai ekonomi.
Atikoh mengatakan perlunya formulasi baru untuk memangkas rantai tersebut. Dia kemudian menyampaikan visi-misi suaminya yang ingin menguatkan Bulog (BUMN).
"Agar stabilitas harga, ketersediaan pangan, bisa propetani," terang Atikoh.
Terkait kontrak karya tambang di lahan pertanian produktif, Atikoh mengaku akan mencatatnya lebih dahulu untuk dilaporkan kepada suaminya, Ganjar Pranowo.
Apabila Ganjar terpilih di Pilpres 2024, Atikoh berjanji isu ini akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
Menurut Atikoh, penting membahas isu ini dengan duduk bersama dan mendengarkan masing-masing pihak. Apabila memang pertambangan tersebut tidak produktif, maka lebih baik digunakan untuk pertanian.
"Daripada untuk sesuatu yang tak produktif kenapa tidak diproduksi dan wujudkan kedaulatan pangan," tegas Atikoh.
Sebagai informasi, Atikoh melakukan kunjungan safari politiknya di Yogyakarta pada Rabu (6/12/2023).
Diantaranya, agenda pertemuan dengan KWT dan Muslimat di Balai Roro Jonggrang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.