Ya kemudian kalau masalah debat ya seorang pemimpin itu enggak diukur hanya dari debatnya saja. Dia harus bisa menyampaikan gagasan dan saya yakin Mas Gibran itu bisa namun belum kelihatan.
Waktu debat di Pemilihan Wali Kota kan sudah kelihatan dan juga pernah diwawancara tentu ada isu-isu yang Mas Gibran menguasai dan ada isu-isu yang dia belum memahami wajar ya.
Profesor sehebat apapun dia mungkin jago di satu bidang tempat lain belum tentu. Soal Ekonomi ya Insyaallah lumayan paham tapi kalau disuruh baca ayat-ayat hadist saya juga kelabakan, artinya setiap orang punya kelebihan masing-masin.
Saya rasa Mas Gibran ini terlalu banyak di underestimate malah disebut bocil apa segala macam tapi kita lihat saja. Dia kalau di lapangan itu masyarakat luar biasa antusiasnya untuk menyambut Mas Gibran.
Apa betul selama ini untuk menyambut debat tanggal 12 Desember itu Mas Gibran itu latihan terus saya mendengar informasi latihan terus setiap hari?
Enggak dia kan harus keliling ke mana-mana dan juga cutinya tidak full, masih banyak menjalankan tugas. Kalau dia diskusi dengan berbagai pihak itu ya wajar lah tentang isu-isu yang dia merasa belum menguasai untuk minta feedback.
Debat itu terlalu digedein dan biasanya mereka yang tertinggal di dalam survei itu memang mengandalkan debat untuk menaikkan tingkat elektabilitasnya.Tapi itu belum tentu efektif gitu.
Apalagi ketika debat ukuran menang dan kalah debat itu tipis. Kita lihat sajalah waktu debat Trump sama Hillary kemudian Trump sama Biden. Demokrat bilang Hillary yang menang, Republican bilang Trump yang menang dan akhirnya tipis.
Pada titik tertentu mungkin debat itu bisa menambah sedikit elektabilitas tapi biasanya pemilih yang masih masih cair itu biasanya enggak terlalu banyak sehingga pengaruh debat itu juga biasanya relatif tipis.
Mas Dradjad benarkah pendapat atau omongan orang di luar bahwa sebenarnya Mas Gibran dan Pak Jokowi itu tidak menghendaki adanya debat ala Amerika seperti yang kita lakukan di tahun 2019?
Pak Jokowi sudah menjalani dua kali loh Pilpres 2014-2019. Jadi itu plintiran dan fitnah lah mungkin itu saja jawaban saya.
Kalau Mas Gibran sendiri sebenarnya oke saja terkait dengan format debat atau bagaimana?
Dia sudah melakukan detail waktu dan kita juga oke-oke saja sebenarnya ketika apa namanya tim kami masuk di ruang rapat KPU itu tanggal 29 November itu kita enggak misi apa-apa mengalir saja.
Tidak ada pesan tertentu yang datang ke sana kan tim dewan pakar. Dari tim Prabowo ada namanya Pak Prasetyo tapi yang jadi apa jadi juru bicara di situ Ketua Dewan Pakar Pak Burhan. Jadi kita pendekatannya pada saat itu teknokrat sekali bukan pendekatan politik.