Meski banyak ancaman dan intimidasi, Melki mengaku tak gentar untuk menyuarakan ketimpangan hukum yang sedang terjadi.
"Jadi himbauan buat temen-temen yang hari ini kritis, hari ini melawan, jaga diri masing-masing karena kekuasaan makin mengkhawatirkan," katanya.
2. Kasus Butet
Dugaan intimidasi ini bermula saat Butet harus menandatangani surat pernyataan agar tidak menyinggung soal politik saat pentas di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Jumat (1/12/2023).
"Intimidasi itu berupa surat pernyataan yang harus saya tandatangani bahwa saya tidak boleh bicara soal politik. Itu intimidasinya," kata Butet kepada wartawan, dikutip Rabu (6/12/2023).
Kemudian, dia juga menuturkan bahwa intimidasi atau komitmen tidak menyinggung politik di pentas seni itu tidak pernah dirasakan sejak 25-an tahun yang lalu atau sejak era reformasi.
Terbaru, Sabtu (9/12/2023) pagi, Butet mengatakan nomor ponsel serta WhatsApp miliknya tidak lagi aktif sejak pagi tadi, Sabtu (9/12/2023).
Pengakuan itu disampaikan Butet lewat unggahan gambar tulisan di Instagram pribadinya, @masbutet.
Pernyataan Butet Kartaredjasa Dinilai Menyesatkan, Faktanya, Tidak Ada Intimidasi - Tribunjateng.com
Siapa Melki Sedek? Ketua BEM UI Dinonaktifkan karena Kasus Kekerasan Seksual, Intip Sepak Terjangnya
Butet berpendapat akses komunikasi dirinya tengah dilumpuhkan. Hanya saja, dia tidak menerangkan lebih lanjut ihwal pernyataan kemungkinan pembatasan akses komunikasi terhadap dirinya tersebut.
“Mulai pagi ini akses komunikasi kepadaku sedang dilumpuhkan. Silakan yang mau kontak ke nomor rumah atau nomor bojo,” kata dia.
3. Dugaan intimidasi ke loyalis Ganjar
Dugaan intimidasi tak hanya terjadi di dalam negeri.
Diaspora Indonesia di Kanada, Sakaria, mengungkapkan dugaan intimidasi oleh badan pengawas pemilihan umum (bawaslu) di Vancouver, Kanada.
Dilansir dari Kompas TV, Rabu (22/11/2023), ia menceritakan kronologi dugaan intimidasi yang dialami oleh Ketum Canada for Ganjar Mahfud, Robert Prasetya.