Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Indra Charismiadji menangapi program makan siang gratis untuk anak sekolah yang disebut sudah berjalan di 76 negara.
Menurut Indra program makan siang gratis yang diusung capres dan cawapres nomor urut dua, Prabowo-Gibran, merupakan janji politisi untuk kepentingan elektoral semata.
“Inilah perbedaan antara negarawan dengan politisi. Politisi hanya fokus pada kepentingan elektoral semata sedangkan negarawan akan taat pada konstitusi karena mengedepankan kepentingan negaranya di atas kepentingan pribadi atau kelompoknya,” kata Indra dalam keterangannya, Senin (11/12/2023).
Dia menyebutkan bahwa dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 2 tegas dinyatakan bahwa 'Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya'.
Baca juga: Jawaban Lengkap Gibran soal Nyinyiran Program Makan Siang dan Susu Gratis
Menurut data BPS, kata Indra, masih sekitar 20 persen anak Indonesia yang hari ini belum bersekolah sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebagian besar yang sudah bersekolah pun tidak sepenuhnya dibiayai pemerintah karena bersekolah di sekolah swasta yang tidak mungkin gratis.
"Setiap tahun rakyat selalu ribut karena PPDB zonasi, yang penyebabnya adalah kuota yang ada jauh lebih sedikit dari jumlah pendaftar. Alih-alih problema tahunan rakyat ini segera diselesaikan ini malah mau buat program baru yaitu makan siang gratis dengan anggaran super jumbo sampai Rp 450 triliun," jelasnya.
Menurutnya bukan itu yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia butuh layanan pendidikan gratis, dan itu adalah amanat konstitusi.
Indra juga tidak menampik ada 76 negara yang memberikan makan gratis untuk anak sekolah. Namun ada 155 negara yang memberikan layanan pendidikan gratis sepenuhnya dari kelas 1 sampai kelas 9.
"76 negara yang memberikan makan gratis tersebut secara keseluruhan sudah juga menggratiskan biaya pendidikan terlebih dahulu. Jadi prosesnya dimulai dengan menggratiskan biaya pendidikan baru ke tahap selanjutnya yaitu memberikan makan gratis, tentunya bagi negara-negara yang ekonominya cenderung kuat," sambungnya.
Seharusnya kata Indra, Indonesia meniru 155 negara yang memberikan layanan pendidikan gratis untuk semua dulu, jangan terbalik.
Ia menegaskan akses pendidikan untuk semua dan dibiayai 100% oleh negara akan memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan.