Harun lantas mengajak Angga untuk pulang ke rumahnya agar luka dapat diobati.
Menjelang malam, Angga meminta Harun untuk kembali ke rumah.
Tetapi, Harun menolak dan mengajak Angga kembali ke Slipi untuk menyaksikan kerusuhan.
Keduanya lantas kembali ke Slipi menggunakan motor.
Namun, pada pukul 22.00 WIB, Harun dan Angga terpisah di lokasi kerusuhan.
Baca juga: Pengamat: Anies Kritik Demokrasi tanpa Oposisi, tapi NasDem dan PKB Nyaman di Pemerintahan
Angga mencoba mencari keberadaan Harun, tetapi tak membuahkan hasil.
Baru pada Kamis (23/5/2023) pagi, Angga dan ayah Harun, Didin Wahyudin, mendapat kabar Harun meninggal dunia di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil autipsi, Harun tewas akibat luka tembak di lengan kiri yang menembus sampai ke dada.
"Hasil autopsinya, (penyebab kematian karena) luka tembak. Luka tembak dari lengan kiri atas, ya dari lengan kiri menembus ke dada," kata Kepala RS Polri Kramat Jati saat itu, dr Musyafak, Jumat (30/5/2023).
Harun Ditembak dari Jarak Dekat
Setelah hampir satu setengah bulan usai Harun Al Rasyid tewas, Polda Metro Jaya membeberkan hasil rekonstruksi kasus Harun Al Rasyid.
Direskrimum Polda Metro Jaya saat itu, Suyudi Ario Seto, mengatakan Harun ditembak dari jarak 30 meter dari sisi kanan.
Tepatnya, kata Suyudi, pelaku menembakkan peluru ke arah Harun dari ruko di dekat flyover Slipi.
"Korban Harun Al Rasyid ditembak dari jarak 30 meter dari sisi kanan. Sisi kanan itu ruko-ruko di dekat flyover Slipi," kata Suyudi di Mabes Polri, Jumat (5/7/2019), dilansir TribunJakarta.com.
Lebih lanjut, Suyudi menuturkan ditemukan proyektil peluru 9x17 milimeter atau 0380 automatic.