"Mas Anies, Mas Anies. Anda itu berlebihan. Jika oposisi ditekan oleh Jokowi, kalau Jokowi itu otoriter, Anda tidak mungkin jadi Gubernur DKI. Anda ingat, saya yang membawa Anda jadi Gubernur," ucap Prabowo.
Anies menyerang balik dengan menyebut Prabowo tak tahan berlama-lama jadi oposisi. Anies bahkan mengungkap salah satu pembicaraannya dengan Prabowo.
Menurut Anies, Prabowo tak betah jadi oposisi lantaran bisnisnya tak bisa berkembang.
Emrus memperhatikan pernyataan Prabowo dengan Anies pada sesi itu.
Secara khusus, ia menyinggung momen saat Prabowo mulai menanggapi dengan sapaan Mas Anies.
Menurut Emrus, ada kesan Prabowo meremehkan Anies karena merasa berjasa besar dalam perjalanan karier politik Anies.
"Dalam perdebatan itu kan terucap kata, 'Mas Anies, Mas Anies!' Itu memiliki makna superior. Pada forum perdebatan formal apa pun, latar belakang itu harus egaliter dan tidak boleh (kandidat) itu memposisikan superior dibanding orang lain," ucap Emrus.
Tak hanya ketika berdebat dengan Anies, emosi Prabowo juga sempat terpantik saat menanggapi pertanyaan Ganjar soal dugaan terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Prabowo berdalih serangan semacam itu hanya dipakai lawan politik untuk menjatuhkan pamornya.
Emrus meyakini terkuaknya sisi emosional Prabowo di debat perdana bakal punya dampak elektoral "Menurut saya, itu (performa debat Prabowo) tidak akan direspons positif, dari sisi persepsi publik," ucap Emrus.
Sebelumnya, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan capres nomor urut 1 Anies Baswedan tak mungkin menjadi Gubernur DKI Jakarta tanpa dirinya.
Baca juga: Hasto Sindir Gimmick Joget dan Gemoy Prabowo: Itu Tunjukkan Tak Bisa Blusukan Seperti Jokowi
Hal itu ia sampaikan saat merespons jawaban Anies atas pertanyaan debat capres terkait rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik.
"Mas Anies dipilih sebagai Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak," kata Prabowo dalam debat yang berlangsung di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
"Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin anda menjadi gubernur," sambungnya.