Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim ekonomi calon presiden di Pemilihan Presiden 2024 memaparkan jurus jitu mereka untuk meningkatkan investor di pasar modal, seperti apa?
Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, jumlah investor pasar modal Indonesia tembus 12,16 juta orang pada 2023. Angka ini naik 18 persen atau 1,85 juta orang dari 2022 yang sebesar 10,31 juta investor. BEI juga menyebut capaian 2023 meningkat 11 kali sejak 2017. Investor aktif tahunannya mencapai 1,43 juta orang pada 2023.
Tim ekonomi pasangan capres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Wijayanto Samirin menilai angka tersebut menggembirakan. Disebut sebagai kontribusi peran teknologi digital.
"Ketika Covid, teknologi digital melakukan lompatan luar biasa, sehingga banyak investor, terutama anak-anak muda yang kemudian ikut berinvestasi," ujar Wijayanto di Jakarta saat diskusi Apindo "Dialog arah kebijakan investasi dan pasar modal 2024-2029", Senin (8/1/2024).
Wijayanto melihat dari apa yang terjadi 2019-2023 ini, harus dilanjutkan. Bahkan harus ditingkatkan lebih lagi. Lalu bagaimana upaya untuk meningkatkan investor yang aktif?
Baca juga: Andi Widjajanto Kaget Prabowo 3 Kali Setuju dengan Pendapat Ganjar Saat Debat: Ada Apa?
"Bahwa mereka sudah masuk dalam kolam investor itu luar biasa. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengedukasi mereka yang sudah ada di kolam untuk aktif bertransaksi," kata Wijayanto.
Caranya, yakni melalui pemberian informasi. Namun, pemberian informasi tentang capital market dinilai masih terlalu serius, sehingga tidak membuat investor milenial tertarik.
"Number, kenapa tidak dibuat menjadi sesuatu yang lebih gampang dipahami. Lebih gen-Z orientir. Saya rasa dengan informasi, dengan diskusi-diskusi tentang capital market dengan gaya-gaya seperti itu, maka jumlah investor aktifnya akan meningkat," terang Wijayanto.
Sedangkan, Tim ekonomi pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Dradjad Wibowo memandang, masih ada tantangan untuk meningkatkan investor aktif di pasar modal. Di antaranya soal prasangka atau mispersepsi di masyarakat soal saham.
Baca juga: 7 Hal Menarik Debat Ketiga Pilpres: Prabowo Vs Anies soal Data, Ganjar Ogah Terima Ajakan Capres 2
"Sering kita ada penawaran, penawaran di telpon ditawarin indeks, tawarin emas. Kemudian setelah itu jadi masalah. Asuransi, waduh banyak sekali. Nah ini ada mispersepsi yang sudah puluhan tahun mengendap di masyarakat," ucap Dradjad.
Persepsi itu, menurut Dradjad, masih melekat di masyarakat. Karena itu, penting untuk mengkampanyekan atau mengedukasi masyarakat tentang investasi.
"Kalau ada masalah-masalah yang jadi viral, masalah arisan, masalah asuransi, masalah indeks, masalah apa segala macam, segera ditangani," tambah Dradjad.
Baca juga: Pengamat Sebut Pendukung Jokowi Bisa Merapat ke Ganjar Pranowo
Senada, Dradjad melihat ada peluang investor baru dari kalangan milenial. Hanya saja, perlu diberikan literasi keuangan sehingga tak salah pilih dalam berinvestasi.
Tim ekonomi pasangan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Irwan Ariston Napitupulu menyampaikan, jumlah investor pasar modal Indonesia 12,16 juta orang masih rendah.
"Kalau ngeliat dari angkanya peningkatannya bagus, tapi secara dari total populasi sebenarnya terbilang masih sangat rendah," kata Irwan.
Irwan menerangkan, pentingnya edukasi soal investasi sejak anak menginjak sekolah dasar. Ia mencontohkan, di Amerika Serikat edukasi soal investasi sudah dilakukan sejak dini. Namun dengan cara sederhana.
"Kenapa itu tidak kita lakukan di sini? Mulai dari kurkulum yang sederhana, tidak usah yang rumit-rumit, tidak usah yang potensial literasinya yang tinggi, itu oke lah di SMP atau di SMA. Tapi SD mulai yang basic-basic, supaya mereka mengenal saham sebagai alat untuk investasi," terangnya.
Bahkan di kaca mata masyarakat Indonesia, menurut Irwan, investasi masih dianggap sebagai judi.
"Nah inilah edukasi yang seperti ini harus terus ditingkatkan sebenarnya, dan mulailah dari resmi, misalnya dari kurikulum, mulai dari SD masuk ke kurikulum," tambah Irwan.
Selama lima tahun terakhir, jumlah investor pasar modal Indonesia memang mengalami tren kenaikan. Pada 2019, jumlah investor tercatat sebanyak 2,48 juta orang. Angkanya kemudian naik menjadi 3,88 juta investor pada 2020. Meski pandemi Covid-19 menghantam setelahnya, angka investor tetap meningkat menjadi 7,48 juta orang pada 2021.