TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, telah mendapatkan tanggapan dari Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid.
Sebelumnya, Hasto mendesak calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, untuk meralat pernyataannya yang mengatakan Presiden ke-1 Indonesia Soekarno banyak menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) bekas pada masa pembebasan Irian Barat.
Menurut Nusron, Prabowo tak perlu meminta maaf terkait masalah itu.
Ia mengatakan bahwa fakta menunjukkan Indonesia menggunakan alutsista bekas sejak zaman Soekarno.
"Kalau memang faktanya seperti itu masa harus minta maaf. Semua perkara harus dijelaskan sama ahlinya."
"Mohon maaf, Mas Hasto bukan ahli soal ini. Pak Prabowo tidak salah masa harus minta maaf," kata Nusron saat dikonfirmasi, Selasa (9/1/2024).
Ia kemudian justru meminta capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, untuk meminta maaf.
Dalam debat capres, Ganjar mengatakan bahwa indeks pertahanan Indonesia turun serta menyebut capaian Minimum Essentials Force (MEF) yang masih jauh dari target.
Nusron berpendapat bahwa pertahanan tidak bisa hanya diukur dalam satu indeks saja.
"Yang harus minta maaf justru Pak Ganjar karena pakai data indeks yang kelihatan Indonesia jelek."
"Padahal tidak mungkin mengukur pertahanan hanya dengan satu indeks, yaitu indeks global peace," terang Nusron.
Baca juga: Kampanye di Lampung, Siti Atikoh Pamer Program Unggulan Ganjar-Mahfud
Ia lalu mengatakan bahwa ranking militer Indonesia naik sementara terorisme menurun.
"Padahal militery rank kita naik, terorisme turun, tingkat frigility juga turun."
"Dalam indeks global peace pun, kita jauh lebih baik dibandingkan Amerika, Prancis, India, dan negara Amerika," terangnya.