News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pasangan Ganjar-Mahfud Dinilai Fokus Tingkatkan Ekonomi Rakyat, Guru Besar FEB-UI Merincinya

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hadir saat debat calon presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat ketiga Pemilu 2024 diikuti tiga capres dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan internasional, dan Geopolitik. (TPN Ganjar Mahfud/HO/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Prijono Tjiptoherijanto mengatakan, program ekonomi pasangan Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD fokus pada ekonomi rakyat, bahkan pemberdayaan ekonomi keluarga.

“Kondisi ekonomi global dan Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja. Tingginya inflasi dan dampak ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, disusul Israel-Palestina telah mengganggu rantai pasok, kelangsungan usaha, dan pasar keuangan,” kata Prijono di Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Situasi memprihatinkan ini, lanjutnya, terlihat pada kenaikan harga, penurunan ekspor (meskipun saat ini masih surplus), melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga gelombang pemutusah hubungan kerja (PHK) akibat perusaahaan melakukan efisiensi.

“Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, hal yang paling dibutuhkan masyarakat adalah tetap bisa bekerja dan makan. Itu berarti, pembukaan lapangan pekerjaan dan harga bahan kebutuhan pokok yang terjangkau harus menjadi perhatian pemimpin Indonesia ke depan,” kata dia.

Baca juga: Sambangi Nelayan di Brebes, Ganjar Dikeluhkan Mahalnya Ongkos Melaut Hingga Sulitnya Dapatkan Solar

Prijono menilai pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar-Mahfud memiliki program ekonomi yang lebih menyentuh kebutuhan masyarakat, seperti pembukaan lapangan pekerjaan dan stabilitas harga bahan pokok.

Saat ini, tercatat ada 7,86 juta rakyat menganggur. Pekerja informal 83,34 juta orang, jumlah ini jauh lebih besar dari pekerja formal yang mencapai 55,29 juta orang. Jumlah pekerja perempuan saat ini masih di bawah 40 persen dari total angkatan kerja. Setiap tahun, 3,5 juta anak muda masuk ke dunia kerja.

Selain itu, rata-rata penghasilan para pekerja di bawah yang diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, Ganjar-Mahfud berkomitmen menciptakan 17 juta lapangan kerja dalam 5 tahun ke depan.

Kebijakan Hilirisasi

Langkah strategis ditempuh duet Ganjar-Mahfud melalui hilirisasi pertanian dan kelautan sampai sektor manufaktur yang memunculkan pusat ekonomi baru di desa, antara lain melalui vokasi terintegrasi dan industrialisasi dari desa.

Disebutkan, Ganjar-Mahfud menyebut rumput laut menjadi salah satu komoditas potensial untuk hilirisasi karena dapat diolah menjadi kosmetik dan biofuel. Selain itu Ganjar-Mahfud juga menawarkan program Sekolah Digaji, Lulus Pasti Dapat Kerja melalui SMK Vokasi seperti SMK Jateng yang dicanangkan Ganjar saat masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran terbanyak adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yakni sekitar 8,6 juta orang dan bertambah 1,6 juta setiap tahun.

Itu sebabnya program Sekolah Digaji, Lulus Pasti Dapat Kerja melalui SMK Vokasi seperti SMK Jateng akan diadakan di setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan melibatkan lembaga pemerintah, industri, Kadin, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Program ini diutamakan bagi anak-anak dari keluarga miskin, di mana mereka akan disekolahkan ke SMK Vokasi secara gratis dan akan langsung bekerja setelah lulus.

"Program Ganjar-Mahfud memang menyangkut bidang pendidikan, esensinya justru menyentuh pemberdayaan ekonomi keluarga, khususnya dari kalangan yang kurang mampu. Sama dengan program 1 keluarga miskin, 1 sarjana yang diusung Ganjar-Mahfud. Ini menunjukkan ada keinginan yang kuat pasangan Ganjar-Mahfud untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan," kata Prijono.

Sementara itu, terkait stabilisasi harga bahan pokok, Prijono mengatakan, harus menjadi perhatian pemerintah ke depan karena masyarakat sesungguhnya tidak memusingkan kepentingan elite dalam kontestasi Pemilu selama masih bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Selain program Bantuan Tunai Langsung (BLT), Prijono mengungkapkan, jaminan agar masyarakat memiliki daya beli yang berkelanjutan sangat dibutuhkan.

“Ketersediaan pasokan bahan pokok harus terjamin dan mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga pemerintah tidak bergantung pada impor apalagi dengan tantangan ekonomi global dan perubahan iklim saat ini,” jelas dia.

Efisiensi Distribusi Bahan Pokok

Selain meningkatkan produksi pertanian melalui jaminan pupuk subsidi yang terjangkau dan penyalurannya tepat sasaran, Ganjar-Mahfud juga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi bahan pokok dan memperkuat fungsi Bulog dalam menjaga stabilitas harga.

Kebijakan itu ditempuh untuk mengikis distribusi pascapanen di Indonesia, yang menyebabkan kerugian mencapai Rp15,4 triliun per tahun. Selain itu, Indonesia yang sempat mengalami swasembada beras kini telah melakukan impor sebesar 1,79 juta ton beras selama kurun waktu Januari sampai September 2023.

Di sektor UMKM, lanjutnya, yang diperlukan adalah jaminan pemeritah untuk kelangsungan usaha, terutama di sektor mikro yang dilakukan oleh keluarga atau kebanyakan adalah ibu rumah tangga.

"Untuk UMKM sudah banyak yang menangani karena menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, jadi yang penting adalah bagaimana menjaga agar UMKM tetap hidup, bisa berkembang, dan mampu bertahan di kondisi perekonomian saat ini," kata Prijono.

Ia memberi catatan kritis bahwa kondisi ekonomi yang tidak pasti, Ganjar-Mahfud akan menghadapi tantangan untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7% seperti yang sudah digaungkan.

"Karena tahun ini ekonomi kita enggak baik-baik saja, tahun yang cukup sulit untuk ekonomi. Bagaimana caranya capai pertumbuhan ekonomi 7%, karena pengangguran akan tinggi, banyak perusahaan yang PHK karyawan," tutur Prijono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini