Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat Ikrar Nusa Bakti menilai kampanye Partai Golkar dengan memunculkan almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto dalam versi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) tidaklah tepat, apalagi jika sasarannya adalah anak muda atau Gen Z.
Menurut dia, anak-anak muda jaman sekarang tidak banyak yang mengenal Soeharto.
Baca juga: Golkar Bakal Proses Kaukus Muda Beringin yang Membelot Dukung Ganjar-Mahfud
"Tidak mengena karena sebagian besar rakyat Indonesia khususnya anak-anak muda banyak yang tidak mengenal Soeharto," kata dia seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (12/1/2024).
Selain itu, dari isi video itu hanya disebutkan Presiden ke-6 SBY dan Jokowi saja yang berandil dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Padahal kata Ikrar, pembangunan infrastruktur tidak berhenti kepada satu atau dua orang presiden saja tetapi menjadi suatu kesinambungan program dari satu presiden kepada presiden yang lain.
Baca juga: Ketua Umum Golkar Klaim Presiden Jokowi Tetap Netral di Pemilu 2024 Meski Sempat Bertemu Prabowo
"Yang jadi pertanyaan saya apakah cuma dua orang ini yang melanjutkan program-program pembangunan infrastrukturnya Soeharto," tutur Ikrar.
Lebih jauh, dirinya menilai bahwa kampanye dengan konsep membangkitkan Soeharto untuk mengajak masyarakat memilih caleg Golkar tidak menarik masyarakat.
Hal itu dikarenakan, penggambaran dari generasi baby boomers itu adalah bahwa Golkar itu adalah partainya penguasa dan Golkar hanya digunakan oleh Soeharto untuk kepentingan politik Soeharto.
"Jadi buat saya ini belum tentu bisa menarik masyarakat ya khususnya orang-orang yang akan memilih Partai Golkar," terangnya.
Diketahui, video yang menampilkan almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto dalam versi AI diunggah dalam akun instagram Caleg Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta 3 Erwin Aksa.
Dengan latar belakang warna kuning, Soeharto mengajak masyarakat mencoblos caleg dari partai dengan simbol pohon beringin ini.
"Pada Februari 2024 kita akan berkumpul untuk menentukan nasib bangsa kita. Kita akan memilih wakil rakyat yang memiliki kemampuan untuk mendengar dan mewujudkan aspirasi masyarakat. Saya Soeharto l, presiden Indonesia ke-2 mengajak anda memilih partai Golkar yang bisa melanjutkam mimpi saya untuk memajukan Indonesia dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bendungan," kata video yang memanfaatkan teknologi AI ini dengan tampilan wajah Soeharto.
Baca juga: Gatot Nurmantyo: Demokrasi Era Jokowi Lebih Jelek Dibandingkan di Zaman Soeharto
Kemunculan video ini pun disoroti warganet.
Erwin lalu menerima ratusan komentar warganet yang menyayangkan video tersebut, karena dianggap tega menggunakan orang yang sudah meninggal untuk kepentingan sendiri yakni kampanye.