News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

PROFIL Ustaz Abu Bakar Baasyir yang Disebut Mendukung Anies Baswedan: Sempat Titip Surat ke 3 Capres

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri Pesantren Al Mukmin Abu Bakar Ba'asyir saat menyampaikan surat untuk ketiga capres yang dititipkannya ke Pemkot Solo. Ustaz Abu Bakar Baasyir kini mendukung pasangan AMIN di Pilpres 2024.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Viral dukungan Ustaz Abu Bakar Baasyir mendukung pasangan AMIN di Pilpres 2024.

Seperti diketahui, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Ustaz Abu Bakar Ba'asyir (ABB) secara terang-terangan mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Hal tersebut diketahui dari rekaman suara Abu Bakar Ba'asyir yang beredar luas di sebuah akun media sosial TikTok @aniesvisioner.

Anak Abu Bakar Ba'asyir, Abdurrahim Ba'asyir mengkonfirmasi dan membenarkan rekaman suara yang diunggah akun TikTok @aniesvisioner adalah suara Abu Bakar Ba'asyir.

Menurut dia apa yang disampaikan dalam rekaman tersebut merupakan sikap Abu Bakar Baasyir di Pilpres 2024.

Berikut profil Ustaz Abu Bakar Baasyir

Sosok Abu Bakar Baasyir tak hanya terkenal di Indonesia, tapi juga menyedot perhatian dunia internasional.

Abu Bakar Baasyir sempat mendapatkan berbagai tuduhan bahwa ia berhubungan dengan kelompok jaringan teroris internasional.

Dikutip dari berbagai sumber, pria kelahiran Jombang, 17 Agustus 1938 ini memang sosok yang kontroversial.

Namanya bahkan sempat masuk dalam pemberitaan media asing terkait terorisme.

Jauh sebelum menjadi perhatian dunia terkait kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Gontor.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Irsyad, Solo.

Lalu, ia juga mendirikan sebuah pesantren pada Maret 1972.

Pesantren itu berdiri di Sukoharjo Jawa Tengah dan diberi nama Al Mukmin.

Ia mendirikannya bersama Abdullah Sungkar dan beberapa orang lainnya.

Pada zaman orde baru, Baasyir sempat diburu akibat dituding memberikan hasutan.

Ia disebut menghasut orang-orang untuk menolak asas tunggal Pancasila.

Tak hanya Abu Bakar Baasyir, tudingan itu pun dilayangkan pula pada Abdullah Sungkar.

Keduanya disebut melarang para santri di pesantren mereka untuk menghormat bendera.

Larangan menghormat pada bendera tersebut muncul karena perbuatan itu dianggap mencerminkan kesyirikan.

Mereka juga sempat melarikan diri ke Malaysia.

Di Malaysia, Abu Bakar Baasyir disebut-sebut membentuk gerakan Islam radikal.

Gerakan itu disebut bernama Jamaah Islamiyah (JI) yang disebut ada hubungan dengan Al Qaeda, organisasi yang dicap sebagai jaringan terorisme internasional.

Setelah kembali ke Indonesia, Abu Bakar Baasyir disebut terlibat dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

MMI diketahui sebagai organisasi Islam bergaris keras yang ingin mewujudkan Syariat Islam di Indonesia.

Kemudian, ia pun kembali tersangkut kasus hukum.

Namanya bahkan menyita perhatian publik di dunia internasional.

Majalah TIME bahkan sempat memberitakan Abu Bakar Baasyir.

Di majalah tersebut, ia disebut-sebut sebagai otak dari perencanaan pengeboman Masjid Istiqlal.

Merasa tak terima atas tudingan tersebut, Baasyir sempat mengadukan pemberitaan tersebut.

Namun, hidupnya kembali berujung di penjara. Ia dipenjara karena dinyatakan bersalah akibat serangan bom Bali pada 2002.

Setelah bebas pada 2006, Abu Bakar Baasyir kembali dijatuhkan hukuman 15 tahun penjara pada 2011.

Sejak 2010, ia ditahan atas tuduhan telah mendanai pelatihan terorisme di Aceh.

Abu Bakar Ba'asyir pun harus mendekam di balik jeruji lagi. Ia ditahan di Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Abu Bakar Baasyir bebas dari Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jumat 8 Januari 2021.

Dia meninggalkan penjara dengan status bebas murni.

Sempat surati tiga capres

Beberapa waktu lalu, Abu Bakar Baasyir mendatangi kantor Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo.

Kedatangan Baasyir itu untuk menyampaikan surat yang ditujukan kepada tiga capres 2024.

Satu di antara tiga surat yang Baasyir tulis ditujukan kepada Prabowo Subianto.

Surat tersebut dititipkan Baasyir melalui Gibran Rakabuming yang disampaikan ke Bagian Umum Setda Kota Solo.

Baasyir mengungkap bahwa dirinya ingin bertemu dengan putra sulung Presiden Jokowi tersebut.

Ia mengaku pertemuan dengan Gibran itu akan segera dijadwalkan.

Sementara itu surat untuk tiga capres itu berisi tentang nasihat.

Dalam surat tersebut, Ba'asyir mengatakan bahwa surat itu dibuat karena sebagai ulama ia menilai wajib untuk menyampaikan nasihat ke calon pemimpin negara.

Nasihat yang disampaikan itu tak lepas dari harapan untuk pemimpin beraga islam.

Ba'asyir meminta agar tiga capres yang berkontestasi di Pilpres 2024 untuk menerapkan syariat islam jika terpilih.

Abu Bakar Baasyir: Pilpres adalah alat

Dalam rekaman yang dikonfirmasi sang anak, Abu Bakar Baasyir menyampaikan bahwa pilpres bukan ideologi, tetapi adalah alat.

Menurutnya jika tujuan pilpres untuk membela Islam itu boleh. Caranya adalah dengan memilih presiden yang paham Islam.

Abu Bakar Baasyir menyebut calon presiden yang paham Islam itu adalah Anies Baswedan.

"Maka kalau memang tujuan kita ikut pilpres untuk membela Islam itu bolah. Jadi kita perlu mengikuti pilpres ini untuk membela Islam. Caranya yaitu memilih presiden yang paham Islam. Calon presiden kita itu yang paham Islam hanya satu yaitu yang nomor satu namanya Anies Baswedan. Itu yang wajib kita pilih," kata Abu Bakar Ba'asyir dalam rekaman TikTok seperti dikutip Kompas.com, Senin (15/1/2024).

Anak Abu Bakar Ba'asyir, Abdurrahim Ba'asyir membenarkan rekaman suara yang diunggah akun TikTok @aniesvisioner adalah suara Abu Bakar Ba'asyir.

Menurut dia apa yang disampaikan dalam rekaman tersebut merupakan sikap Abu Bakar Baasyir di Pilpres 2024.

"Iya itu sebenarnya sikap beliau (Abu Bakar Baasyir). Tapi secara pribadi ya. Artinya sikap pribadi beliau," kata Abdurrahim Ba'asyir saat dihubungi wartawan, Senin.

Abdurrahim menyampaikan rekaman suara itu disampaikan Abu Bakar Baasyir menjawab pertanyaan jemaah melalui sambungan telepon.

"Itu menjawab pertanyaan salah satu jamaah. Sebenarnya itu adalah jawaban melalui rekaman by phone sebenarnya. Tampaknya dari jemaah itu kemudian akhirnya menyebarkan begitu. Akhirnya tersebar begitu," ungkap dia.

Mengenai viralnya rekaman suara tersebut, dia mengatakan sang ayah tak keberatan. Menurut dia, ayahnya tak memiliki kepentingan apapun.

"Beliau tidak pernah keberatan dengan apa pun ya. Karena beliau itu tidak punya kepentingan apa-apa kecuali hanya melihat. Sekadar mana yang maslahat buat Islam dan kaum muslimin. Mana yang maslahat buat bangsa kita," katanya.

"Maka kalau beliau berbicara tujuannya untuk kemaslahatan itu dan beliau melihat kemaslahatan dalam hal ini pada paslon nomor satu ya beliau memang tidak pernah menutupi itu. Kepada siapapun beliau akan menyampaikan apa adanya," jelas Abdurrahim Ba'asyir.

Tanggapan Timnas AMIN

Menanggapi viralnya dukungan Ustaz Abu Bakar Baasyir yang mendukung pasangan AMIN, Juru bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim, mengatakan semua warga negara Indonesia memiliki hak untuk itu.

“Siapapun berhak mendukung mas Anies dan Cak Imin, apalagi jika yang bersangkutan punya hak pilih, yang tidak punya hak pilih saja boleh dukung Anies,” kata Ramli dalam keterangannya, Senin (15/1/2024).

Menurut Ramli, siapapun capres dan cawapresnya tidak bisa menolak dukungan ataupun hanya sekedar pernyataan dukungan yang berasal dari warga negara Indonesia.

“Jadi jangan dihubung-hubungkan bahwa jika si A mendukung capres B maka dia radikal, ini politik identitas atau apapun. Begitupun jika ada capres menang di lapas mayoritas koruptor seperti Lapas Sukamiskin maka apakah kita akan mengambil kesimpulan bahwa capresnya koruptor. Jelas tidak,” ucapnya. (Tribun Jabar/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini