News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi Maruf

Profil Faisal Basri, Ekonom Senior Sebut Sri Mulyani dan Sejumlah Menteri Dikabarkan Mundur

Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan: Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Ekonom senior, Faisal Basri; Menteri PUPR (PUPR) Basuki Hadimuljono. Faisal Basri adalah seorang ekonom senior. Ia menyebut Sri Mulyani dan sejumlah menteri dikabarkan siap mundur dari Kabinet Presiden Jokowi.

TRIBUNNEWS.COM - Ekonom senior, Faisal Basri menyebut, ada 15 menteri yang dikabarkan siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dua di antara menteri yang dikabarkan mundur adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri PUPR (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Isu menteri siap mundur dari Kabinet Jokowi dari Faisal Basri sontak membuat heboh. Apalagi isu tersebut berhembus jelang pelaksanaan Pilpres 2024.

Pernyataan Faisal Basri ini pun langsung dibantah oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang mengatakan, kabar itu tidak benar dan hanyalah opini.

Profil Faisal Basri

Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia.

Pemilik nama Faisal Nur Fiqih itu merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI).

Ia adalah keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI, Adam Malik.

Lulus dari UI pada 1985, Faisal Basri melanjutkan pendidikan S2 dan sukses meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).

Dikutip dari lpem.org, kariernya sebagai akademisi dimulai dari pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UI untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang).

Ia juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Baca juga: Faisal Basri Serukan Menteri Jokowi Mundur, Pengamat Prediksi Sehabis Pilpres

Pada 1996, Faisal Basri pernah menerima penghargaan selaku Dosen Teladan III UI.

Faisal Basri juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Ia merupakan pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).

Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim Perkembangan Perekonomian Dunia pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).

Selain mengajar, Faisal Basri juga kerap menulis buku dan artikel di berbagai jurnal serta media massa.

Tahun 2002, ia diangkat menjadi anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Faisal Basri juga terjun ke dunia politik dengan mendirikan Majelis Amanah Rakyat (Mara).

Mara merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN).

Di partai berlambang matahari itu, Faisal Basri mengemban tugas sebagai Sekretaris Jendera (Sekjen) periode 1998-2000.

Pada 2000, ia keluar dari partai yang saat itu dipimpin Amien Rais dan mendirikan organisasi Pergerakan Indonesia yang mencita-citakan politik bersih, berkarakter, dan berideologi.
Sejumlah tokoh ikut mendirikan organisasi tersebut, antara lain Budiman Sudjatmiko dan Faisol Reza.

Budiman Sudjatmiko sempat bergabung dengan PDIP tapi kemudian dipecat, sedangkan Faisol Reza merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen.

Namun, ia tidak berhasil memenangkan Pilkada 2012 sebab mendapat suara lebih sedikit dari Joko Widodo, Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid.

Namun, pasangan ini mendapatkan lebih banyak suara ketimbang Alex Noerdin dan Hendardji Soepandjo.

Baca juga: Sosok Menteri-menteri Andalan Jokowi yang Diisukan Mundur oleh Faisal Basri, dari Kalangan Teknokrat

Sebut 15 Menteri Mundur

Ekonom senior Faisal Basri (Bambang Ismoyo)

Terbaru, Faisal Basri mengungkapkan ada 15 menteri di kabinet Jokowi, salah satunya Sri Mulyani dikabarkan siap mundur

Isu terkait menteri akan mundur dari kabinet disampaikan Faisal Basri dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024).

Menurut Faisal, menteri yang bakal mundur bukan hanya Sri Mulyani, tapi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan menteri lainnya yang mulai tak nyaman dengan Jokowi.

"Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani (menteri keuangan), Pak Basuki (menteri PUPR Basuki Hadimuljono), dan beberapa menteri lagi untuk mundur."

"Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur."

"Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing," klaim Faisal.

Faisal pun mengatakan keadaan sekarang seolah menjadi momentum yang tepat untuk para menteri mundur.

"Katanya nunggu momentum, mudah-mudahan momentum ini segera insyaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita) dan 13 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," kata dia.

Usai seruan yang dilontarkannya ramai dibahas, Faisal Basri meluruskan tak secara langsung membujuk Sri Mulyani dan Basuki untuk mundur dari kabinet.

Ia hanya mendesak dan menyuarakan hal itu kepada masyarakat saja.

Bahkan Faisal juga mulai menjaga jarak dengan Sri Mulyani dan Basuki atau dengan menteri Jokowi lainnya.

"Saya enggak (tidak mendesak langsung). Saya disclaimer, saya tidak berhubungan langsung dengan yang saya sebut. Jadi saya juga jaga jarak gitu," kata Faisal dilansir WartakotaLive.com, Jumat (19/1/2024).

Lebih lanjut, Faisal mengaku mengenal Sri Mulyani sebagai sosok yang berintegritas, tapi menurutnya kini Sri Mulyani sudah mulai resah.

"Tapi, saya kenal Bu Sri Mulyani yang punya integritas dan saya rasa 99 persen dia resah. Jadi bibit-bibitnya sudah terlihat," tuturnya.

Menurut Faisal saat ini para menteri, termasuk Sri Mulyani sedang mengalkulasikan berbagai dampak jika mengundurkan diri.

Hingga kini, Faisal belum mendengar langsung pernyataan mundur, baik dari Sri Mulyani maupun Basuki.

Faisal merasa, para menteri Jokowi ini masih menunggu momentum yang tepat untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju.

Untuk itu, Faisal pun meminta publik untuk terus menyerukan agar menteri-menteri di kabinet pimpinan Jokowi ini mundur. Karena baginya ini adalah perjuangan moral yang damai.

"Oleh karena itu, ayo kita suarakan terus, teman-teman suarakan terus (untuk mundur). Karena ini perjuangan moral. Dan ini paling peaceful. Engga pakai bakar-bakaran, enggak anarkis gitu," tegas Faisal.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Dennis Destryawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini