Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengomentari soal debat kedua cawapres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) kemarin.
Pangi menitikberatkan bagaimana soal cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka yang belakangan disoroti karena kerap bertindak kurang etis dalam debat
Menurut Pangi, inilah sebabnya mengapa founding father republik merancang bahwa calon presiden dan wakil presiden harus memiliki usia minimal 40 tahun.
"Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang spontan dan tidak punya alasan yang kuat, melainkan hasil dari refleksi yang panjang dan matang," kata Pangi kepada Tribunnews, Senin (22/1/2024).
Pangi melihat debat pamungkas cawapres kemarin semakin menguatkan argumentasi bahwa kematangan dan kedewasaan itu penting.
"Sikap kekanak-kanakan, tidak bijaksana, suka merendahkan dan mempermalukan orang lain, bicara di luar konteks dan cenderung tidak nyambung serta penampilan penuh gimmick dan gestur yang cenderung mengejek menjadi tontonan paling memalukan sepanjang sejarah debat capres-cawapres di negeri ini," kata dia.
Dia mengamini bahwa Gibran memang tampil agresif dengan menyerang hingga merendahkan karakter pribadi cawapres lainnya.
"Bahkan cenderung mengabaikan substansi dari tema yang diperdebatkan," kata dia.
Pangi teringat pernyataan Presiden Jokowi yang pernah menyoroti kurangnya substansi dan visi dalam debat pemilihan presiden 2024 serta mencela adanya serangan personal.
"Beliau menyatakan bahwa debat perlu diatur dengan lebih baik agar memberikan pendidikan dan edukasi kepada masyarakat. Namun kritikan tajam presiden ini justru dikangkangi oleh anaknya sendiri, ini adalah paradox yang sangat ironis," kata dia.
Sepanjang debat, dikatakan Pangi, Gibran secara membabi buta menyerang, merendahkan dan mengolok-olok karakter personal kandidat lainnya, bahkan berkali-kali meremehkan KPU sebagai penyelenggara debat dengan tidak mematuhi aturan dan tata tertib debat yang berkali-kali diulang oleh moderator.
Pangi mengambil contoh bagaimana penggunaan istilah 'Greendflation' yang dipertanyakan Gibran.
Menurutnya, istilah dari pertanyaan Gibran tersebut bukan dengan maksud untuk mendapatkan jawaban,
melainkan hanya ingin mengolok-olok Mahfud MD sebagai seorang profesor.
Dia menilai hal ini dilakukan untuk menciptakan kesan bahwa wakil presiden tersebut tidak cerdas atau tidak memiliki pemahaman dan wawasan yang luas
"Jika itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa si penanya punya pengetahuan dan wawasan yang luas, maka itu adalah kekeliruan dan justru sebaliknya si penanya sedang mempertontonkan kualitas rendahan. Debat seharusnya fokus pada isi dan substansi daripada sekedar tebakan istilah atau singkatan asing yang cenderung merendahkan marwah debat capres-cawapres itu sendiri," kata dia
Selain itu, Pangi juga mengatakan banyaknya aturan yang dilanggar Gibran, seperti meninggalkan podium, penggunaan istilah asing tanpa penjelasan, mengabaikan instruksi dan arahan moderator.
"Ini menimbulkan pertanyaan bahwa apakah ada perlakuan khusus terhadap anak seorang presiden. Presiden Jokowi menegaskan bahwa serangan personal tidak boleh terjadi, namun hal ini justru dilakukan oleh anaknya sendiri yang menggunakan kata-kata merendahkan. Kita harus mengembalikan kembali etika yang hilang dalam forum debat yang semestinya lebih bermartabat," tandasnya.