Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul merespons soal isu Presiden Jokowi ingin bertemu dengan Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya jika isu itu benar, maka segeralah untuk dilakukan pertemuan tersebut.
Diketahui hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri dikabarkan retak akibat Pilpres 2024.
Bahkan Jokowi sendiri tak hadir di acara ulang tahun PDIP beberapa waktu lalu.
"Kalau memang itu benar kita syukuri. Karena memang dari pada nanti masyarakat lebih dalam melihat beliau (Jokowi) dengan hal-hal yang tidak baik, segeralah bertemu dengan Bu Mega," kata Ruhut kepada Tribunnews.com di Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024) malam.
Ruhut kemudian menyinggung soal rasa sakit yang dialami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Ruhut Sitompul Beri Nilai 99 untuk Penampilan Mahfud Saat Debat Cawapres Tadi Malam
"Bu Mega merupakan negarawan sejati. Walaupun bicara sebagai seorang ibu sakit lho apa yang dilakukan Pak Jokowi. Datang dengan muka tapi pergi tanpa muka," tegasnya.
Sementara itu Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Ari Dwipayana, membantah soal narasi yang menyebutkan Jokowi meminta bertemu Ketua Umum PDIP
"Terkait narasi yang dikembangkan seolah-olah ada permintaan dari Bapak Presiden untuk bertemu, apalagi dihubungkan dengan Pemilu 2024, itu sama sekali tidak benar," kata Ari di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Ari merasa heran ada narasi pertemuan Jokowi dan Megawati yang dikembangkan oleh sebuah media.
Baca juga: Ruhut Sitompul Respons Debat Cawapres Malam Ini: Sedih Nggak Lihat Gibran?
"Sesungguhnya hal itu tak pernah terjadi, tak ada permintaan untuk bertemu, bahkan sudah dikonfirmasi Sekjen PDIP," tutur Ari.
Ari mengatakan belum mendapatkan informasi adanya penjajakan pertemuan antara Jokowi dan Megawati.
"Kalau Presiden, kan selama ini terbuka bertemu dengan tokoh-tokoh bangsa, dan saya kira Bu Mega juga sama, terbuka bertemu tokoh-tokoh bangsa," tandasnya.
Adapun isu ini belakangan muncul di tengah merenggangnya hubungan Megawati, PDIP, dan Presiden Jokowi.
Hal ini disebabkan lolosnya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023.
Lewat putusan itu, Gibran pun dijadikan sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Selain itu, terpilihnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin membuat hubungan PDIP dan Jokowi semakin jarak.