News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Siti Atikoh Tepis Ganjar Pencitraan Menginap di Rumah Warga: Justru untuk Pahami Kesulitan Rakyat

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti saat tiba di Bandar Udara Blimbingsari, Kota Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengungkapkan langkah suaminya yang rutin blusukan sampai tinggal di rumah bukan sebuah pencitraan.

Sebab, kata Atikoh, Ganjar rutin tinggal di rumah warga selama menjabat Gubernur Jawa Tengah dan bukan hanya dilakukan karena urusan Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan oleh Siti Atikoh saat bertemu ribuan warga dalam Halaqoh Kebangsaan di Pendopo Yayasan Bumi Sro3yo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024). Kegiatan itu dalam rangka Safari Politik VII ke Jawa Timur.

"Kenapa kalau keliling ke daerah-daerah Mas Ganjar biasanya itu tidur di rumah penduduk? Ini bukan pencitraan, ini sudah dilakukan sepuluh tahun selama Mas Ganjar menjadi gubernur," kata Atikoh.

Atikoh mengatakan sang suami rutin tinggal di rumah warga agar mengetahui keinginan dan harapan rakyat terhadap pemimpin.

"Dengan seperti itu perjuangan, helaan nafas masyarakat atau yang dilakukan masyarakat sehari-hari, apa perjuangan rakyat, itu Mas Ganjar jadi sangat paham, dengan berbicara secara informal, di situ akan terlihat sekali permasalahan," ujar Atikoh.

Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini mengatakan keluhan petani soal mahal dan sulitnya memperoleh pupuk juga diketahui dengan mudah ketika Ganjar menginap di rumah warga.

Atikoh mengatakan pemerintah sudah seharusnya membuat program yang berpihak bagi petani, karena Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno pernah berbicara urusan pangan menjadi masalah negara

"Bung Karno berkata bahwa masalah pangan itu masalah negara, masalah mati hidupnya bangsa. Kalau kita ingin negara berdaulat di bidang pangan, tentu kebijakan harus propetani," ucapnya.

"Jadi, dengan kekurangan itu apa yang harus dilakukan pemerintah, subsidi ditambah, kita mungkin bisa menambah jumlah pabrik yang ada di Indonesia sehingga tidak terlalu tergantung produk impor," jelas Atikoh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini