Laporan Wartawan Tribunews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Calon wakil presiden (cawapres) 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) siap untuk diajak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk ke daerah-daerah industri hilirisasi nikel.
Sebagaimana diketahui ajakan Luhut itu sebagai respons atas pernyataan Cak Imin dalam debat keempat atau debat cawapres kedua Minggu (21/1/2024) malam.
Baca juga: Cak Imin Tuding Hilirisasi Ugal-ugalan, Luhut Undang ke Pabrik Nikel di Weda Bay Morowali
Saat itu, pasangan dari calon presiden (capres) Anies Baswedan itu menilai pemerintah telah mengizinkan eksplorasi nikel secara ugal-ugalan dan mempekerjakan banyak tenaga kerja asing (TKA) dibandingkan dengan tenaga kerja Indonesia.
Luhut pun mengajak Cak Imin untuk bertandang ke pusat pengolahan nikel di Weda Bay, Maluku Utara, dan Morowali, Sulawesi Tengah untuk menunjukkan secara langsung kondisi riil di lapangan yang merupakan buah dari hilirisasi atau penghiliran yang digaungkan pemerintah selama ini.
Baca juga: Menteri Jokowi Kompak Beri Bantahan Hilirisasi-Food Estate yang Disinggung Cak Imin dan Mahfud MD
"Cek, ayo kita cek," kata Cak Imin saat ditemui usai menyambangi pusat budidaya ikan air tawar di Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).
Cak imin menjelaskan jumlah antara uang yang masuk kepada negara dari pertambangan baik itu langsung maupun hilirisasi jumlahnya sangat kecil dibandingkan kerusakannya.
Apalagi, tambahnya, ada tenaga kerja asing, ada kecelakaan kerja, hingga keuntungan besar tambang itu tidak dinikmati oleh masyarakat.
"Itu tidak dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tengah. Begitu juga liat di Kalimantan Selatan, batu bara, apakah rakyat menikmati?" ujarnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini juga yakin ihwal data yang ia pegang dan beberkan saat debat itu benar mengingat pendapat negara yang tidak signifikan. Sehingga ia juga mengaku sangat siap atas tawaran Luhut itu.
"Kan jelas pertumbuhan ekonomi sampe 13 persen loh di Sulawesi Tengah, tapi kemiskinannya naik. kemakmuran enggak terasa. Jadi pertumbuhan itu ke mana larinya? Dan pendapatan negara juga tidak signifikan, kecil," tutur Cak Imin.
"Siap saja. Kita tiap saat bisa ngecek antara, apa ya bahasa NU-nya, mudharat dan manfaat," pungkasnya