Ia menjelaskan upaya pemerintah di antaranya pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Wapres juga mengajak para ulama untuk berjalan di atas garis lurus, menjaga keseimbangan, dan tidak melampaui batas.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan rasa kehilangan akan sosok Pengasuh Ponpes Maslakul Huda sebelumnya, KH Sahal Mahfudh.
Wapres mengenang sosok Kiai Sahal sebagai panutan dan pemimpin ulama yang telah mendampinginya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama.
Meskipun Kiai Sahal telah tiada, kata dia, ajaran dan bimbingannya tetap menjadi pegangan dalam menghadapi berbagai masalah.
"Sebagai Ketua Umum Majelis Ulama yang mendampingi beliau, saya merasa kehilangan orang tua, kehilangan panutan, tetapi tentu ajaran-ajarannya, bimbingannya masih tetap kita pegang teguh di dalam menghadapi masalah," kata dia.
Sejalan dengan Ma'ruf soal muamalah syariah, pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda saat ini, Kiai Abdul Ghaffar Rozin, berharap konsep tersebut terus berkembang di lingkungan pesantren.
"Motivasi dan apapun yang didorong mau diinisiasi oleh Pak Wapres ini, semoga bisa menjadi daya dorong yang cukup luar biasa bagi pesantren-pesantren yang kita miliki. Karena muamalah syariah ini sesungguhnya kan milik kita, bahkan milih pesantren-pesantren," kata dia.
Sebelum bersilaturahmi dengan para ulama se-Pati, Wapres berziarah ke makam Syekh Ahmad Mutamakkin atau Mbah Mutamakkin.
Dalam kunjungan tersebut, Wapres didampingi Ibu Hj Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, Robikin Emhas, Zumrotul Mukaffa, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma.