News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ratusan Orang Hadir Aksi Kamisan, Usman Hamid: Tanda Politik Tanah Air Keluar dari Jalur Demokrasi

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan orang dari elemen masyarakat sipil hadir dalam Aksi Kamisan, di Taman Pandang Istana, Jakarta Pusat, pada Kamis (1/2/2024).

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan orang dari elemen masyarakat sipil hadir dalam Aksi Kamisan, di Taman Pandang Istana, Jakarta Pusat, pada Kamis (1/2/2024).

Pantauan Tribunnews.com di lokasi, mayoritas masyarakat yang hadir mengenakan pakaian berwarna serba hitam. Beberapa di antara mereka membawa payung berwarna hitam.

Mereka juga terlihat membentangkan banner persegi panjang bertuliskan 'Menolak lupa!!! Tuntaskan 12 Kasus Pelanggaran HAM Berat. Istana Bukan untuk Penculik'.

Adapun dalam Aksi Kamisan, hari ini, mereka menyuarakan penolakan terhadap pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka maju di Pilpres 2024.

Adapun hal tersebut terkait Prabowo Subianto yang diduga menjadi pihak yang harus bertanggung jawab dalam kasus penculikan aktivis di tahun 1997 dan 1998.

Selain itu, masyarakat juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal penuntasan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, yang belum kunjung mencapai titik terang.

Ditemui dalam aksi, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, banyaknya masyarakat yang mengikuti Aksi Kamisan menjadi tanda bahwa perkembangan politik di Tanah Air telah keluar dari jalur demokrasi.

"Jadi ini mungkin satu tanda dimana berbagai komponen bangsa, komponen masyarakat itu turun ke jalan, dan mulai gelisah dengan perkembangan politik di Tanah Air yang dipandang semakin keluar dari jalur demokrasi, keluar dari jalur reformasi," kata Usman, saat ditemui di tengah-tengah aksi, pada Kamis (1/2/2024).

"Bahkan keluar dari etika-etika yang sebenarnya merupakan semangat dasar dari mengapa kita menggerakkan demokrasi di Indonesia untuk menggantikan pemerintahan orotiter Suharto," sambungnya.

Usman menjelaskan, hal ini juga menjadi bentuk solidaritas para aktivis 98 kepada para orang tua korban yang anaknya gugur dalam perjuangan reformasi di tahun 1998 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini