TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah sivitas akademika di sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta bersuara untuk mengkritik demokrasi pada era penghujung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Mereka yang terdiri atas guru besar, dosen, hingga alumni itu juga menuntut agar pemilu dan pilpres dapat berjalan semestinya, yakni jujur dan adil.
Kritik terhadap Jokowi itu makin masif sepekan terakhir ini, dimulai dari para akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Rabu (31/1/2024) lalu.
Mereka melontarkan catatan dalam Petisi Bulaksumur menyoroti penyimpangan demokrasi yang dilakukan presiden.
Kemudian, UGM disusul oleh Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (1/2/2024) hingga Universitas Indonesia (UI) satu hari setelahnya, Jumat (2/2/2024).
Selengkapnya berikut daftar kampus yang mengkritik dinamika politik dan pemerintahan Presiden Jokowi, yang telah dirangkum Tribunnews.com.
1. Petisi Bulaksumur UGM - 31 Januari 2024
Petisi diawali oleh beberapa guru besar dan akademisi di UGM Yogyakarta pada 31 Januari lalu.
Guru-guru besar UGM, lewat 'Petisi Bulaksumur' menilai pemerintahan Jokowi telah melakukan tindakan menyimpang penyelenggaraan negara.
Petisi Bulaksumur dibacakan guru besar Fakultas Psikologi UGM, Koentjoro, dan didampingi para guru besar lain seperti Budi Santoso Wignyosukarto, Wiendu Nuryanti, serta Wahyudi Kumorotomo.
"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada," kata Koentjoro membacakan petisi tersebut di Balairung UGM, Yogyakarta, Kamis (1/2/2024).
Baca juga: Kampus Menggugat, Komisi X DPR : Guru Besar Bukan Partisan
2. UII - 1 Februari 2024
Sehari setelahnya, Kamis (1/2/2024), petisi juga dikeluarkan Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Rektor UII Fathul Wahid meminta Jokowi tidak memanfaatkan institusi kepresidenan untuk memenuhi kepentingan politik keluarga dalam Pilpres 2024.