TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Poltisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mantap memberikan dukungan untuk pasangan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Tapi banyak isu liar pasca mundurnya Ahok dari Komisaris Utama Pertamina di media sosial.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan disebut sebagai kuda putih Jokowi.
Di media sosial Twitter banyak yang meyakini Ahok adalah kuda putih yang sengaja dimainkan Jokowi untuk mengacau PDI Perjuangan dari dalam.
Pengguna medsos atau netizen menyampaikan pandangan ini karena beberapa hal.
Ahok disebut akan menghambat pembentukan koalisi paslon nomor 3 dan paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Apabila, paslon 3, Ganjar-Mahfud lolos ke putaran kedua Pilpres 2024, kemungkinan tidak akan berkoalisi dengan paslon nomor 1.
Terkait hal itu, Ganjar Pranowo tak mau ambil pusing apabila dukungan Ahok kepadanya menutup pintu dukungan dari pendukung AMIN bila lolos ke putaran kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ganjar berharap, orang-orang mendukungnya atas nilai mereka yang percayai dan dia tak masalah bila ditinggalkan karena nilai tersebut.
"Kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung, kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggung jawabkan. Take it or leave it, itu saja," kata Ganjar di Balikpapan, Selasa (6/2/2024).
Menurut Ganjar, semua pihak bisa mempertimbangkan pilihannya masing-masing serta berasumsi mengenai dampak kehadiran Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terhadap peta politik.
Namun, Ganjar menilai Ahok merupakan seseorang yang memegang teguh sebuah nilai.
"Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai, nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar," ujar Ganjar.
Ganjar meyakini bahwa Ahok masih punya nilai yang sama ketika terjerat kasus penodaan agama hingga keluar penjara, menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero), hingga akhirnya mundur untuk mendukung dirinya.