TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan tidak akan membatasi jumlah simpatisan dan pendukung dirinya yang akan datang ke kampanye akbar terakhir yang akan diselenggarakan di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu, 10 Februari 2024 esok.
"Ya jadi semua bisa datang dan tidak ada batasan. Silahkan datang dan yang penting pastikan tertib rapi dan hormati semua," kata Anies pada wartawan saat kampanye di Lapangan Prawatasari, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (8/2/2024).
Sebelumnya, Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (TIMNAS AMIN) Muhammad Syaugi Alaydrus mengatakan, pemesanan tiket JIS telah diakses 15 juta pengunjung.
"Sampai pagi ini sudah 15 juta, itu menunjukkan animo masyarakat ini ingin hadir di JIS, di sini," kata Syaugi.
JIS memiliki kapasitas tempat duduk di tribun sebanyak 82 ribu orang.
Namun, Syaugi menjelaskan pihaknya mempersiapkan lapangan untuk masyarakat yang ingin tetap hadir menonton paslon nomor urut 1 tersebut.
Sementara itu menanggapi gerakan rektor dan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi yang turun ke jalan menuntut pemakzulan Jokowi, Anies mengatakan, hal tersebut membuktikan bahwa sistem ketatanegaraan Indonesia dirusak oleh elit politik yang sekarang berkuasa.
"Ungkapan-ungkapan seperti ini, kegelisahan ini karena tata negara kita mulai terganggu itulah yang kami tawarkan yaitu perubahan," kata Anies pada wartawan di Lapangan Prawatasari, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (8/2/2024).
Baca juga: Anies dan Cak Imin Gelar Kampanye Akbar Hari Ini di Pasuruan Jawa Timur
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menegaskan, perubahan yang tak henti-hentinya digaungkan pihaknya dapat menjadi solusi guna memperbaiki tata negara Indonesia saat ini.
Solusi tersebut berkaitan dengan jargon 'Wakanda No More, Indonesia Forever' yang mana berarti kebebasan berpendapat, menyampaikan aspirasi untuk seluruh rakyat Indonesia.
"Jadi sesuatu yang sudah kami bicarakan lama dan cinta menghormati aspirasi dari kampus aspirasi itu aspirasi non partisan kita hormati dan patut untuk didengar," ujar Anies.
Baca juga: Anies dan Prabowo Kampanye Akbar Terakhir di Jakarta Besok, Bagaimana Pengaturannya?
Anies Baswedan mengatakan, sistem ketatanegaraan Indonesia saat ini goyah lantaran kewibawaan pemerintahan yang turun di mata rakyat.
"Hari ini tata negara kita seakan goyah, kewibawaan pemerintahan seakan turun karena kita tidak lagi menyaksikan pemerintahan yang berdiri di atas semua golongan. Apakah yang seperti ini akan diteruskan?," kata Anies.
Ia menekankan pentingnya mengembalikan Indonesia yang memiliki pemerintahan yang berwibawa, yang berdiri kukuh di atas semua golongan tanpa dikendalikan oleh orang dalam (ordal).
"Bahkan pelanggaran etika dianggap hal yang enteng, pelanggadan etika dianggap hal yang remeh. Haruskah itu diteruskan?," tukas Anies.
"Kita membutuhkan perubahan. Untuk bisa berubah kita harus memenangkan di dalam Pemilu dan Pilpres besok. Enam hari dari sekarang, hari Rabu 14 Februari kita dapat kesempatan rakyat Indonesia akan menentukan kepada nomor berapa kewenangan itu diberikan," ujarnya.