News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Cak Imin Selawat Kalimat Sindiran Politik Dinasti saat Kampanye di JIS

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar saat kampanye akbar Capres-cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (10/2/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melantunkan salawat yang sebagian liriknya diubah menjadi kalimat sindiran terkait sistem oligarki hingga dinasti.

Adapun hal itu dilantunkan Cak Imin sebelum memulai orasi politiknya di hadapan puluhan ribu pendukungnya ketika menggelar kampanye akbar di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/2/2024).

Ketika itu Cak Imin mengajak puluhan ribu pendukung dirinya dan Anies Baswedan untuk sama-sama melantunkan selawat.

"Kita selawatan ya," ucap Cak Imin.

Awalnya tak ada yang aneh ketika Cak Imin melantunkan lirik yang terdapat pada selawat tersebut.

Namun, pada lirik lirik berikutnya, Cak Imin memodifikasi lirik yang tadinya berbahasa arab menjadi bahasa Indonesia.

"Rakyat sepakat untuk perubahan, pemilu bukan lah pergantian. Dari bapak, anak terlibatlah paman, konstitusi hancur berantakan," demikian lirik salawat yang dilantunkan Cak Imin.

Baca juga: Pemeran Semar dalam Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Solo Meninggal Dunia Usai Tampil

Setelah lantunkan lirik bahasa Indonesia versi dirinya, kemudian Cak Imin mengebalikan selawat itu ke dalam bahasa arab.

Akan tetapi ketika lirik salawat berbahasa arab selesai dilantunkan, Cak Imin lau kembali melanjutkannya dengan bahasa Indonesia.

Dalam penggalan lirik yang dinyanyikan Cak Imin, ia menyinggung agar pendukungnya jangan mau suaranya dibeli lantaran akan menguntungkan oligarki.

"Suara anda jangan mau dibeli, itu menguntungkan oligarki. Marilah kita tegakkan demokrasi, Indonesia bukan milik dinasti," ucap Imin yang kemudian diikuti oleh ribuan pendukungnya itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini