Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, melangsungkan kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
Dalam pidatonya, Ganjar menilai seorang pemimpin di manapun berada tak boleh hanya bisa mendengarkan, tetapi juga harus bisa merasakan.
"Maka sebenernya seorang pemimpin tidak harus diteriaki. Pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan-teriakan yang ada di rakyat, tetapi kita harus bisa merasakan," kata Ganjar dalam pidatonya.
Baca juga: Cegah Kelangkaan dan Kenaikan Harga Bahan Pokok, Peritel Minta Relaksasi HET Beras
Ganjar kemudian mengatakan bahwa ia dan Mahfud mencoba untuk merasakan dan mendengarkan rakyatnya melalui kampanye dan tidur langsung di rumah rakyat.
Eks Gubernur Jawa Tengah itu kemudian mengatakan, salah satu permasalahan yang dia dapat setelah tidur di rumah rakyat adalah harga beras yang mahal.
"Di situ kami mendengarkan, 'Pak Ganjar, kenapa berasnya Rp 14 ribu? Rp 17 ribu? Kenapa tidak turun-turun?' Sementara saudara kita petani, 'Pak Ganjar, kenapa harga beras kami dibeli murah dijual mahal dan pupuk kami langka?'" ujar Ganjar.
"Ibu bapak, mereka tidak akan teriak keras. Mereka cukup mengeluh di dapurnya, di pematang sawahnya, dan pemimpin harus merasakan dan mendengarkan itu," kata Ganjar lagi.
Kemudian, ketika berkampanye, Ganjar bercerita lagi di beberapa tempat bertemu dengan anak muda yang meminta dirinya sejumlah hal.
Anak muda itu berteriak menginginkan pangan yang murah dan kemudahan dalam mengakses lapangan kerja.
"Itulah tadi yang dalam perjalanan gerobak saya dikirimi gabah, sebuah simbol yang mengingatkan kepada saya dan Pak Mahfud untuk peduli pada petani dan perutnya rakyat," kata Ganjar.