Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya galat atau kekeliruan dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dapat menjadi pintu masuk bagi kecurangan di Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) Hadar Nafis Gumay mengatakan hal itu sangat mungkin terjadi.
Mengingat hingga saat ini ia menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih belum terbuka sepenuhnya dalam mengungkapkan data hasil pemilu dalam Sirekap.
“Sangat mungkin karena datanya belum lengkap,” kata Hadar saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
KPU, tegasnya, harus terus dipastikan untuk meluruskan segala informasi data dalam Sirekap.
Baca juga: Mahfud MD Usul Lembaga Independen Lakukan Audit Digital Forensik Terhadap Sirekap KPU
Sebab jika terus berlarut-larut maka persoalan soal kecurangan pemilu akan terus terjadi dan membuka pintu bagi ruang kecurangan.
Di satu sisi, Hadar menyatakan kecurangan pemilu ini tentu harus kembali dipastikan sebab sebagaimana diakui oleh KPU, kebanyakan proses galat dalam Sirekap adalah karena sistem gagal membaca formulir C Hasil yang dipindai oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk kemudian dikonversi.
KPU diharapkan Hadar bergegas dalam memperbaiki Sirekap supaya masyarakat juga dapat memastikan apakah di balik kesalahan-kesalahan yang terus jadi sorotan ini benar ada tindakan kecurangan pemilu atau tidam
“Yang pasti bereskan Sirekap itu. Lengkapi dan bereskan. Itu yang lebih penting dilakukan,” tuturnya.
Di satu sisi, Hadar mengerti jika KPU kewalahan dalam menjalankan proses pemilu yang kompleks.
Namun ia berharap lembaga yang saat ini diketuai oleh Hasyim Asy’ari dapat memberi jawaban yang jelas atas pertanyaan-pertanyaan soal dugaan kecurangan dalam Sirekap.
“Mungkin kewalahan. Jadi kita tagih lah. Mereka waktu ditagih, sudah dijawab, tetapi jawabannya gitu saja. Tidak jelas-jelas amat. Begitu ditanya wartawan kabur,” pungkas Eks Anggota KPU RI itu.