News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Mendagri Klaim Pemilu 2024 Berjalan Aman, Tak Ada Praktik Kecurangan Terstruktur, Sistematis, Masif

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, pelaksanaan pemunguatan suara Pemilu 2024 berjalan aman dan lancar.

Dirinya mengklaim tidak ada pratik kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif dalam proses pesta demokrasi lima tahunan ini.

"Jika ada kekuranganya mungkin terjadi. Yang penting tidak ada desain terstruktur sistematis dan masif," kata Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) ini di Jakarta, Selasa (20/2/2023).

Tito menyarankan jika memang ada praktik kecurangan bisa ditindaklanjuti melalui mekanisme yang sudah diatur sesuai ketentuan.

“Ada bukti laporkan Bawaslu, tidak puas Bawaslu ada DKPP, nanti pun ada proses lain MK, Mahkamah Konstitusi,” jelasnya.

Baca juga: Caleg Nasdem di Banyuwangi Bantah Tarik Bantuan Paving, Peroleh Suara Rendah di Pemilu 2024

Ia pun meminta semua pihak untuk bisa menahan diri sampai hasil resmi diumumkan oleh KPU.

“Saya atas nama Mendagri dan juga Plt Menko Polhukam mengucapkan terima kasih banyak kepada semua stakeholders sehingga Pemilu 14 Februari 2024 alhamdulillah dapat berjalan lancar dan aman,” kata Tito.

Meskipun ada beberapa kekurangan seperti adanya daerah yang belum menggelar pemungutan suara karena banjir maupun potensi konflik seperti di beberapa daerah di Papua, secara umum pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan baik.

Baca juga: Tim AMIN dan Ganjar-Mahfud Akan Laporkan Dugaan Kecurangan Pemilu ke MK, Ini Tanggapan Gibran

Tito menyebut bahwa pemilu di Indonesia merupakan terbesar di dunia lantaran lebih dari 200 juta warga negara menggunakan hak pilihnya sekaligus dalam satu hari.

Hal ini tidak terjadi di negara lain, termasuk Amerika Serikat yang pelaksanaan pemilunya tidak digelar dalam sehari.

“Maka itu salah satu yang paling complicated, paling rumit, memobilisasi orang untuk ke TPS dan memilih, termasuk mobilisasi petugas yang hampir 8 juta dan pengawasnya 800 ribu itu bukan pekerjaan mudah,” ujar Tito.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini