Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden sekaligus Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Minggu-minggu ini kebutuhan beras dipastikan kian meningkat menjelang datangnya bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.
Baca juga: Komisi VI DPR: Harga Beras Melambung karena Ulah Kartel
“Pemerintah benar-benar harus serius menangani pasokan maupun harga beras di pasaran sebab kedepan kebutuhan semakin meningkat seiring hadirnya bulan Ramadan dan Idul Fitri. Jangan sampai harga beras kian tak terkendali sehingga kian membebani pengeluaran masyarakat kita,” ujar Muhaimin Iskandar di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 ini menjelaskan berdasarkan data panel harga pangan nasional akhir bulan lalu menunjukkan jika harga beras medium berada di kisaran Rp13.430/kilogram, sedangkan harga beras premium berada di kisaran Rp15.340/kilogram.
Harga ini melampaui harga eceran tertingggi (HET) beras medium di kisaran Rp10.900-Rp11.800 per kilogran dan HET beras premium di kisaran Rp13.900-Rp14.800.
Baca juga: Warteg Kewalahan Hadapi Lonjakan Harga Beras dan Cabai, Kurangi Porsi Nasi dan Sambal
"Gerojokan bansos yang besar-besaran jelang pemungutan suara lalu kepada 21.35 juta keluarga ternyata juga belum mampu menstabilkan harga,” katanya.
Cak Imin-sapaan akrab Muhaimin Iskandar-mengingatkan belanja kebutuhan beras bagi masyarakat miskin menempati porsi besar yakni sekitar 22 persen dari total pengeluaran dalam satu bulan. Jika harga beras kian tak terkendali maka bisa dipastikan beban mereka semakin berat.
"Harga beras yang kian meroket pasti akan menguras kantong masyarakat. Kalau ini tidak segera dikendalikan maka jumlah masyarakat miskin akan semakin tinggi,” katanya.
Ketua Umum PKB itu menginggatkan kelangkaan dan tingginya harga beras jika tidak dikelola dengan baik bisa memanaskan situasi sosial-politik. Apalagi jika respons pemerintah terkesan meremehkan dengan membuat pernyataan publik bahwa kelangkaan beras ini akan segera berakhir.
“Beras ini soal perut, jika tidak ditangani secara hati-hati dan seksama masyarakat bisa jadi gelap mata. Apalagi jika respons pemerintah ringan saja dengan memberikan janji kelangkaan dan mahalnya harga beras bisa diatasi dua atau tiga minggu saja,” ujarnya.
Baca juga: Peneliti: Keterbatasan Produksi Jadi Penyebab Harga Beras Meroket
Lebih jauh Cak Imin mengatakan perlu ada perubahan strategi ketahanan pangan nasional. Menurutnya berbagai kendala penyediaan pasokan beras mulai dari fenomena el-nino, kian sempitnya lahan pertanian, hingga kian minimnya generasi petani bisa diantisipasi dengan strategi ketahanan pangan yang tepat.
"Pemerintah bisa menjadikan petani sebagai subjek utama terciptanya ketahanan pangan nasional. Kepemilikan lahan petani harus memadai, pasokan benih unggul dan pupuk harus dijamin, teknologi pertanian harus mulai digunakan hingga harus jaminan harga saat panen raya. Jadi jangan seperti sekarang sedikit-sedikit impor yang ujungnya merugikan petani kita,” pungkasnya.