"Tentunya ini yang seharusnya menjadi prioritas dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini," terangnya.
Timnas AMIN
Sementara itu, co-captain Timnas AMIN, Tom Lembong, merespons program makan siang gratis dengan menyebut bahwa kebijakan terkait nutrisi harus dilalui lewat diskusi yang teknokratis.
"Yang berlandaskan hitungannya transparan dan data, fakta, realita, serta semakin teknokratis maka semakin profesional, semakin transparan semakin baik," kata Tom Lembong di Rumah Koalisi Perubahan AMIN, Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, dilansir WartaKotalive.com.
Tom Lembong menyatakan bukan hanya Prabowo-Gibran yang memiliki program pemenuhan gizi untuk anak-anak Indonesia.
Anies-Muhaimin, sambungnya, juga memiliki program yang baik terkait masalah ini.
"Kami juga punya berbagai gagasan terkait nutrisi publik, terkait pencegahan stunting dan hal itu bergulir terus antara gagasan yang mengusulkan, peningkatan konsumsi susu yang besar-besaran."
"Dibandingkan misalnya gagasan Anies-Muhaimin untuk memanfaatkan sumber daya perikanan kita yang berlimpah-limpah, yang diolah menjadi sumber protein yang lebih cocok buat masyarakat kita," tuturnya.
Oleh sebab itu, menurutnya tak kalah penting untuk memperhatikan masalah sumber daya perikanan Indonesia yang yang memungkinkan menyumbang nutrisi besar bagi anak-anak Indonesia.
"Estimasi saya pribadi itu 60-80 persen daripada tangkap ikan kita itu dibuang karena berbagai faktor, itu saja bisa kita olah jadi pupuk protein, menjadi saus protein, menjadi cairan protein, itu kan menyejahterakan khalayak kita, menambah sumber penghasilan nelayan," paparnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Program Makan Siang dan Susu Gratis Dibahas di Rapat Kabinet, Tom Lembong: Kami Juga Punya Gagasan.
(Tribunnews.com/Deni/Fersianus Waku)(WartaKotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)