News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Caleg Gagal Pemilu 2024 Jadi Perhatian Kemenkes, 25 Puskesmas dan 13 RSUD DKI Jakarta Siaga

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan pemerintah tidak memberikan program khusus untuk penanganan calon legislatif (caleg) stres akibat gagal mendulang suara. Caleg gagal dalam Pemilu 2024 dan mengalami gangguan kejiwaan akan ditangani di level faskes.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dokter Siti Nadia Tarmizi M.Epid menyampaikan pemerintah tidak memberikan program khusus untuk penanganan calon legislatif (caleg) stres akibat gagal mendulang suara.

Menurutnya, caleg gagal dalam Pemilu 2024 dan mengalami gangguan kejiwaan akan ditangani di level faskes.

"Kalau layanan kesehatan jiwa ini disediakan masing-masing layanan kesehatan, tidak ada program khusus dari Kemenkes," ucap Nadia kepada Tribun Network, Senin (26/2/2024).

Namun demikian, pelayanan kesehatan bagi caleg gagal tetap menjadi perhatian serius Kemenkes.

Baca juga: Real Count Caleg Artis Dapil Jabar VI dan VII, 27 Februari: Choky Sitohang 6.308, Aldi Taher 8.139

"Jadi penanganan hanya di level faskes (mulai dari klinik kecil hingga rumah sakit yang besar dengan fasilitas yang lengkap, red)," tegas Nadia.

Dia menyampaikan penyebab stres yang terjadi, caleg atau individu tidak bisa diprediksi.

Yang jelas, begitu daya tahannya rapuh, konsep dalam diri seseorang terjadi suatu gejolak antara cita-cita dan harapan, lalu realitas tak terpenuhi.

Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan Obrin Parulian menyebut penanganan caleg yang stres akibat kalah dalam pemilu dilakukan ketika sudah mendaftar.

Obrin menerangkan, level screening kejiwaan untuk Caleg lebih tinggi dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"Ketika seseorang mau mencalonkan dalam pemilu ada pemeriksaan kesehatan, di sana sudah ada screening kejiwaan," ujarnya.

Dia menyebut semua yang sudah mendapat sertifikat atau surat keterangan sehat sebetulnya sudah dinyatakan sehat jasmani dan rohani.

Pihaknya tetap menyiapkan fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) seandainya terjadi caleg stres.

"Ada beberapa rumah sakit spesifik khusus jiwa dan rumah sakit sudah kita siapkan meskipun ini bukan sesuatu yang kita harapkan, tapi ini seandainya jika harus ada yang dirawat," tutur Obrin.

Baca juga: Caleg di Lampung Gagal Raih Suara Padahal Sudah Beri Rp760 Juta ke Anggota KPU, PPK dan Panwascam

Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia, Kemenkes, Nida Rohmawati menerangkan Puskesmas yang menjadi tempat rujukan sudah memiliki fasilitas pertolongan pertama pada luka psikologis (P3LP).

Di sisi lain, Kemenkes menyiapkan layanan konsultasi untuk mengatasi adanya Caleg yang stres karena kalah pemilu.

"Sekarang kita siapkan saat penyelenggaraan, setelah penyelenggaraan kita siapkan lagi jika ada orang-orang yang membutuhkan P3LP," ucapnya.

Hasil real count caleg artis di Dapil Jawa Barat III, IV, dan V. Ramzi terancam tidak lolos karena baru mendapat 19.051 suara. (Kolase tribunnews)

Gangguan Jiwa Berat

Kepala Dinas Kesehatan DKI, Ani Ruspitawati menjelaskan, pihaknya sudah secara pro aktif menyiapkan para dokter dan psikolog serta psikiater di pos kesehatan untuk melakukan skrining jiwa.

Sebanyak 25 Puskesmas dan 13 RSUD disiagakan melayani gangguan mental atau kejiwaan bagi para Caleg, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Timses dan lainnya pasca Pemilu 2024.

"Jadi biasanya kan orang enggak sadar ketika dalam kondisi depresi atau stres, jadi kami bantu dengan skrining," ucap Ani.

Sehingga, Ani dan tim dokternya bisa menangani kondisi kejiwaan bagi orang yang mengalaminya pasca Pemilu 2024.

Dia mengatakan, hampir semua orang yang konsultasi gangguan mental mengalami insomnia, pencernaan dan halusinasi.

"Jadi kami skrining sekarang. Tapi enggak skrining semua secara aktif ya, misalnya bolak-balik sakit kepala, jadi kami skrining, teman-teman di pos kesehatan yang di posko kecamatan sudah siap skiring jiwa," ungkapnya.

Ani menambahkan, jika dalam skrining pasien ditemukan gangguan jiwa berat, maka akan dirujuk ke RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ia mengaku, di RSKD Duren Sawit ini punya alat dan tenaga kesehatan yang lengkap untuk pasien gangguan mental berat.

Berpikir Positif

Calon legislatif gagal dalam pemilihan umum 2024 rentan alami masalah kejiwaan.

Praktisi kesehatan dr Ngabila Salama membagikan beberapa tips agar hal ini tidak terjadi.

"Ketika ditanya saat ini kondisi harap-harap cemas menunggu hasil akhir, bahkan ada yang pasrah? Mekanisme paling sama kita lakukan paling mudah adalah berpikiran positif dan beribadah," ungkapnya.

Kedua, setiap orang punya cara soft healing masing-masing. Maka, lakukan sesuatu yang membuat diri merasa lebih baik.

"Saya ingin sarankan lakukan apa yang membuat kita merasa senang, lebih baik kondisinya secara fisik dan mental. Lakukan apa saja akan membuat mental kita menjadi lebih baik," tambahnya.

Ketiga, setelah berusaha, serahkan segalanya pada yang maha kuasa.

"Sebagai manusia selain ikhtiar, memasrahkan hasilnya pada Yang di Atas. Tentu perlu beribadah. Curhat terbaik dengan Yang Maha Kuasa," imbuhnya.

Terakhir, jika seluruh upaya ini belum membuat diri membaik, maka jangan ragu datang ke psikolog atau psikiater.

"Datangi psikolog, konsultasi, sharing, itu akan self terapi. Pada kondisi berat akan dikombinasikan konseling berkala dan obat dengan dosis kecil," ujarnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini