News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Timnas AMIN Beberkan Ancaman Terhadap Aparatur Desa di Pemilu 2024

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bersama Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir serta Kapten Timnas AMIN Muhammad Syaugi memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Markas Tim Hukum AMIN, Mampang Square, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024). Rapat tersebut membahas sejumlah kecurangan yang ditemukan Tim Hukum Nasional (THN) AMIN pada Pemilu 2024 dan mempersiapkan langkah hukum atas dugaan kecurangan tersebut termasuk kemungklinan insiatif hak angket di Parlemen. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Anies-Muhaimin atau Timnas AMIN membeberkan pelaksanaan Pemilu 2024 berlangsung dengan tirani uang hingga penuh tekanan.

“Jadi yang ASN (Aparatur Sipil Negara) juga minta (uang), demi Allah,” ucap Juru Bicara Timnas AMIN, Eva Kusuma Sundari dalam dialog di Kompas.TV, Kamis (21/3/2024).

Bukan hanya ASN, Eva juga mengatakan ada permainan yang dilakukan oleh aparat desa untuk memenangkan salah satu paslon.

Aparat desa tersebut, kata Eva, mengatur pemilik kepentingan untuk tidak perlu turun dan menyerahkan sepenuhnya kepada dirinya.

“Ada aparat desa ngomong sudah nggak usah turun, dicegat minta berapa suara? Sana sudah minta sekian suara. Artinya apa? Nanti yang bagi amplop aparat-aparat,” ujar Eva.

Eva lebih lanjut juga menceritakan bagaimana teman SMP-nya yang bekerja di Pemda diintimidasi oleh atasannya.

Baca juga: Timnas AMIN Sudah Prediksi Prabowo-Gibran Bakal Menang di Pilpres 2024

Eva mengungkap berdasarkan cerita yang didengarnya, hampir setiap hari atasan dari temannya selalu menekankan kepada bawahannya untuk memilih paslon nomor 02, Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.

“Itu temen saya di Pemda, sampai tidak berani aktif di grup SMP, SMA. Karena apa? Enggak berani ngomong, setiap saat bos itu ngomong ingat ya, 02 ya',” ungkap Eva.

Bukan hanya itu, Eva juga mengungkapkan soal kisah sedih seorang kepala desa saat pelaksanaan pemilu.

Menurut Eva, kepala desa tersebut mengalami tekanan dari polisi hingga jaksa agar memenangkan salah satu paslon.

“Kepala desa ya, yang sangat kasihan itu kepala desa, dipanggil jaksa, dipanggil polisi, dipanggil pajak, istilahnya, (diancam dengan kalimat) 'masih ingin tidur dengan istrimu?' Kayak gitu, ” beber Eva.

“Itu beredar di media sosial ya, bukan ada di saya, loh sampai segitunya, ada istilah intimidasi dan mobilisasi.”

Daftarkan Gugatan ke MK

Hari ini Tim Hukum Nasional (THN) calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, resmi mendaftarkan gugatan Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi.

>
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini