Sebab, saat ini Prabowo menang di Pilpres 2024 sebagaimana ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Wajar kalau Mas AHY senang bergabung dengan KIM karena capresnya menurut keputusan KPU menang, meskipun masih ada ruang gugatan di MK," ujar Jazuli saat dimintai konfirmasi, Minggu (24/3/2024).
Baca juga: Prabowo Menang Pilpres, AHY: Coba Kita Masih di Tempat Lama, Hancur Lebur
Jazuli lantas mengatakan, pilihan koalisi di pemilu adalah hak masing-masing partai.
Dia menyebut bahwa semua partai berhak bergabung ke koalisi yang membuat mereka nyaman.
Lebih lanjut, Jazuli mengatakan, PKS saat ini fokus mengawal gugatan sengketa Pilpres 2024 di MK.
"Sekarang PKS sedang mengawal gugatan di MK. Data saksi dari PKS alhamdulillah sangat lengkap," katanya.
Respons PKB
Sementara itu, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan, perolehan kursi partainya di DPR RI justru melonjak tinggi karena berada dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Pernyataan ini disampaikan Daniel saat menanggapi pernyataan AHY yang menyebut partainya bakal hancur lebur jika masih dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies.
“Yang pasti PKB malah meningkat tinggi kursinya,” ujar Daniel, Minggu (24/3/2024).
Ketika dimintai tanggapan apakah dari pernyataan AHY, Demokrat terlalu pragmatis Daniel mengatakan, langkah politik untuk keluar dari koalisi pengusung Anies Baswedan merupakan pilihan Demokrat sendiri.
“Demokrat sendiri sudah senang dengan pencapaiannya,” kata Daniel.
Disindir balik NasDem
Sementara itu, Waketum NasDem Ahmad Ali menyebut Koalisi Perubahan bukan untuk mencari kursi menteri.
Adapun Demokrat sebelumnya tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tetapi, mereka hengkang setelah Anies Baswedan memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres).