News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Saksi Timnas AMIN Sebut Kepala Desa di Jawa Timur Terlibat Pemenangan Prabowo-Gibran  

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidang PHPU Pilpres 2024 di ruang sidang pleno gedung MK, Jakarta, pada Kamis (23/3/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Hukum Nasional Timnas AMIN Jawa Timur, Andry Hermawan tegas mengatakan kepala desa jelas terlibat dalam pemenangan peserta pemilu umum presiden (pilpres) 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

"Rata-rata di Jawa Timur terkait masalah adanya keterlibatan kepala desa yang dimobilisasi untuk mendukung paslon 02," kata Andry saat menjadi saksi ahli dalam sidang sengketa pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (1/4/2024).

Baca juga: Diduga Diintimidasi, 10 dari 19 Saksi Kubu AMIN Mendadak Mundur dari Sidang Sengketa Pilpres di MK

Terbukti di Desa Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur seorang kepala desa bernama Ahmad Irfandi divonis lima bulan penjara sebab terbukti bersalah melakukan pelanggaran pemilu menggunakan fasilitas balai desa untuk berkampanye.

Para kepala desa, tegas Andry, dimobilisasikan untuk mendukung salah satu pasangan peserta pilpres. Jika tidak, pihaknya bakal mendapatkan intimidasi. Informasi itu mereka dapatkan dari ragam laporan dari call center Timnas AMIN. 

"Rata-rata di Jawa Timur terkait masalah adanya keterlibatan kepala desa yang dimobilisasi untuk mendukung paslon 02 dan juga adanya kepala desa yang mendapat ancaman jika tidak deklarasi untuk mendukung capres 02," tuturnya.

Baca juga: VIDEO Timnas AMIN Bakal Bawa 12 Saksi dan 7 Ahli dalam Sidang MK

Timnas AMIN sendiri sudah berupaya untuk melakukan investigasi dan mencari pihak untuk bersaksi atas intimidasi itu. Namun mereka mengaku kesulitan sebab tak ada satu pun yang mau bekerja sama dan membuat laporan.

"Karena diduga intimidasi, sehingga kami sangat kesulitan untuk itu," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini