TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa sosok yang akan menjadi Ibu Negara mendampingi Prabowo Subianto setelah resmi dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024 nanti menjadi perbincangan hangat.
Saat ini Prabowo diketahui melajang.
Apa mungkin Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak memiliki Ibu Negara, jika Prabowo resmi dilantik nanti?
Siti Hediati Hariyadi, mantan istri Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, merespons jika dirinya menjadi Ibu Negara.
Titiek Soeharto adalah putri Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto.
Titiek pernah menikah dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto pada 1983 silam.
Keduanya dikaruniai seorang putra yakni Didit Hediprasetyo yang kini berprofesi sebagai perancang busana internasional.
Seberapa penting peran Ibu Negara?
Sejarawan Bonnie menilai penting atau tidaknya sosok Ibu Negara tidak lepas dari kondisi negara Indonesia.
Ia mengatakan negara demokrasi yang sudah 'settle', peran Ibu Negara tidak lebih dari istri presiden.
"Dia bukan permaisuri dalam arti monarki yang feodalistik, dia juga bukan orang yang secara formal punya peran khusus, kecuali mendampingi presiden," katanya ditkutip dari wawancara dengan ABC Radio Australia.
"Tapi kalau misalkan di negara yang semakin demokratis, semakin terbuka sistemnya, semakin akuntabel sistem politiknya, sebenarnya ibu negara itu ada batasan perannya juga."
Namun di Indonesia, yang menurutnya merupakan negara demokrasi yang "prosedural" dengan struktur masyarakat semi-feodal, dan pola pikir yang mayoritas tradisional, keberadaan ibu negara "akan sangat berpengaruh."
Sementara itu, Peneliti BRIN Dr Athiqah Nur Alami, akrab disapa Tika, mengatakan menurut catatan sejarah, keberadaan ibu negara bagaikan "pilar" bagi para presiden yang sempat memimpin Indonesia.
Seperti misalnya Soeharto, yang sejak meninggalnya Tien pada tahun 1996 mulai tergoncang, ditambah dengan adanya krisis moneter.