TRIBUNNEWS.COM - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai DPR RI bisa saja hanya menjadi lembaga stempel pemerintah.
Pernyataan ini disampaikan Jamil, sapaannya, karena melihat lemahnya partai oposisi pemerintahan.
Seperti diketahui, partai-partai yang sebelumnya bertarung melawan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, kini merapat ke pemerintahan.
Partai pendukung pasangan 01 Anies-Muhaimin, Partai NasDem dan PKB, sudah terang-terangan bergabung ke kubu Prabowo-Gibran.
Jamil menilai, semakin menggemuknya partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, maka akan mempengaruhi kekuatan partai oposisi, terutama kekuatannya di DPR RI.
Pasalnya, DPR RI akan dikuasai partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Hal ini, lanjut Jamil, juga terjadi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Partai oposisi akan terulang saat Jokowi berkuasa di mana kekuatannya akan sangat lemah."
"Jadi, DPR RI akan dikuasai partai pendukung pemerintah (Prabowo-Gibran), sebab, mereka akan menguasai kursi di DPR RI," ujar jamil, Jumat (26/4/2024).
Dengan demikian, kata Jamil, DPR mungkin hanya bisa bertugas menyetujui keinginan pemerintahan.
"Jadi, DPR RI berpeluang besar kembali menjadi lembaga stempel pemerintah."
Baca juga: Anies: PKS Teladan Demokrasi, Tunjukkan Sikap Sesuai Jadi Koalisi Pemerintah atau Oposisi
"DPR hanya mengaminkan kehendak pemerintah," tegas Jamil.
Hal itu, menurutnya, akan memperlemah check and balances sekaligus memperlemah demokrasi di Indonesia.
"Situasi ini tentu akan menghawatirkan bagi siapa pun pecinta demokrasi di Tanah Air," ungkap Jamil.
PKB dan NasDem Merapat
Seperti diketahui, PKB dan NasDem lebih dulu merapat ke kubu Prabowo, tidak lama setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan Prabowo menjadi Presiden 2024 terpilih.
Cak Imin bersama PKB terang-terangan telah melabuhkan hatinya untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
Diketahui, merapatnya PKB ke kubu Prabowo ini terjadi setelah Prabowo mendatangi Kantor DPP PKB dan menemui Cak Imin, Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 14.00 WIB.
Meski sempat mengatakan belum ada pembicaan mendalam soal kerja sama, namun selang sehari setelahnya, Cak Imin mengonfirmasi dukungannya kepada Prabowo.
"Pertanyaan soal pertemuan kemarin (dengan Prabowo) saya rasa sudah tidak harus dijawab karena sudah cetho (jelas) sudah barang jelas (merapat), jelas terpampang masih ditanyakan lagi, itu namanya meragukan," kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Kamis (25/4/2024) malam.
Prabowo pun menyambut baik kembalinya PKB ini.
Baca juga: PKB Mulai Berani Sentil PDIP yang Belum Legowo Prabowo dan Gibran jadi Presiden-Wapres Terpilih
Sama seperti PKB, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, juga memilih untuk merapatkan barisan ke pemerintahan.
Alasannya, keputusan ini muncul karena adanya kesempatan, dorongan dan spirit yang muncul di tubuh Partai NasDem.
Keputusan ini pun, kata Surya Paloh, telah ia pertimbangkan dengan cukup matang.
"Sejujurnya saya berkontemplasi untuk itu (merapat ke Prabowo). Sebuah proses perenungan sudah saya lakukan yang cukup lama."
"Saya berbicara dari kejujuran hati, dan rasionalitas yang saya miliki, di mana ada opsi karena dasar bukan saya yang meminta, tapi kesempatan, dorongan, keinginan, spirit mengajak untuk bersama dengan pemerintahan."
"Saya pikir itu lebih baik," kata Paloh pada Kamis.
Meskipun bergabung di pemerintahan, tapi Surya Paloh menyebut NasDem akan tetap obyektif dan kritis.
"Inilah pilihan saya, pilihan NasDem."
"Beroposisi bisa setiap saat, untuk bekerja membantu pemerintahan itu dibutuhkan juga satu semangat, satu spirit, dan kebesaran hati yang mengedepankan objektivitas, yang tetap menjaga nalar dan daya kritis," ujar Surya Paloh.
Apalagi, lanjut Surya Paloh, dirinya memiliki kedekatan secara pribadi dengan Prabowo.
Untuk itu, ia meminta agar semua pihak bisa memberinya kesempatan dan kepercayaan kepadanya dan Prabowo untuk bisa membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.
"Setelah kami masuki usia yang sama, di masa senja kami beri kesempatan kepercayaan (untuk) kami berdua, kami kepingin bangsa ini maju," ucap Surya Paloh.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Muhammad Zulfikar/Reza Deni/Faryyanida Putwiliani)