News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Sejarah PDI Perjuangan Usung Gubernur Jakarta Maju Pilgub Sumut, Ahok Bakal Diterjunkan Lawan Bobby?

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Basuki Tjahaja Purnama (tengah), Djarot Saiful Hidayat (kiri) usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta di Kediaman Megawati Soekarnoputri, Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) lewat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Hal ini diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara (Sumut) Rapidin Simbolon.

Menurutnya, Ahok dipersiapkan menjadi penantang menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Bobby Nasution.

Wali Kota Medan itu digadang-gadang maju berbekal usungan Partai Gerindra.

"Dengan Pak Ahok saya sudah dua kali berkomunikasi. 'Pak kalau Anda diterjunkan di Sumut siap enggak, siap enggak Pak Ahok?'" kata Rapidin menirukan pertanyaannya, ketika ditemui wartawan pada Sabtu (25/5/2024).

"'Kalau sudah partai yang instruksikan, jangankan Sumut, ke Papua juga saya siap'. Itu jawaban kader sejati," kata dia menirukan jawaban Ahok.

Selain itu, kata Rapidin, PDIP membuka peluang kerja sama politik dengan semua partai jelang Pilkada Sumut meskipun partai berlogo banteng itu memenuhi syarat untuk mengusung sendiri calonnya.

Rapidin juga menyampaikan bahwa tak hanya nama Ahok yang masuk radar untuk dijagokan pada Pilkada Sumut.

PDIP disebut masih mencermati semua tokoh yang ada karena pendaftaran calon gubernur baru dibuka secara resmi pada Agustus.

"Semua kita welcome, mau PKS, mau Gerindra, Golkar, PKB semua partai kita welcome. Sumut enggak mungkin dibangun hanya satu partai," ujar dia.

"Sekarang bisa semua (termasuk Ahok) kita pertimbangkan. Tetapi dari hari ke hari akan kita kerucutkan sesuai dengan dinamika politik yang ada. Ya ini kan kita juga main incumbent Pak Edi Rahmayadi, lain juga Musa Rajekshah atau Ijeck, lain juga Bobby, mana tahu nanti kader kita usung sendiri. Ini kan berbagai peluang akan kita hitung untuk perkembangan politik di Sumut," kata Rapidin.

Tugas dari Megawati untuk Ahok

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, telah memberikan tugas untuk Ahok di Pilkada 2024.

Tetapi, tugas yang diberikan Megawati untuk Ahok belum gamblang.

Ahok diminta membantu para calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada 2024.

"Saya belum tahu jelas (penugasannya), tetapi kalau perjanjian dengan ibu saya bantu teman-teman yang mau ikut Pilkada," kata Ahok saat ditemui di arena Rakernas ke-V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Minggu (26/5/2024).

Ahok berjanji kepada Megawati dirinya siap memenangkan PDIP di Pilkada 2024.

Terkait maju tidaknya Ahok sebagai calon kepala daerah di Pilkada 2024, ia belum bisa memastikan.

"Belum resmi suratnya, tapi dalam pembicaraan dengan ibu memang untuk bantu teman-teman yang Pilkada dan bantuin masyarakat," ujar Ahok.

Ahok menegaskan konsep PDIP adalah memperjuangkan nasib petani, buruh, dan nelayan.

"Harusnya kita ini yang di partai ini, legislatif, eksekutif, bisa urusin gitu lho. Saya mungkin ibu pengen saya keliling untuk supaya memastikan tidak ada masyarakat yang ada masalah, minta solusi, minta bantuan, enggak sampai gitu lho," ucapnya.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidato politik penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Minggu (26/5/2024). (Dokumentasi PDI Perjuangan)

Kata Megawati

Sementara itu Megawati dalam penutupan Rakernas V PDIP, menyapa Ahok yang turut hadir.

Megawati bercerita saat mengunjungi Ahok di tahanan saat tersandung kasus penodaan agama.

"Saya suka godaan, 'namanya bagus, tapi kok nasibnya enggak bagus yah. Kan Tjahaja Purnama, bayangin lho. Makanya saya bilang sudah ah saya manggilnya Ahok aja dah," kata Megawati, Minggu.

Megawati mengatakan Ahok akan berjuang di PDIP setelah tidak lagi menjabat komisaris utama (Komut) PT Pertamina (Persero), beberapa saat sebelum Pilpres 2024.

Presiden ke-5 RI itu sudah memberikan tugas kepada eks Gubernur DKI Jakarta itu.

"Sekarang beliau bersama kita sudah keluar dari pemerintahan lalu bilang pada saya, 'ibu minta tugas', (saya bilang) 'oke, sudah ada tugasnya'," ujar Megawati.

PDIP pernah usung Djarot maju Pilgub Sumut

PDIP menyatakan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur (cagub) Sumatera Utara pada Pilkada 2018.

Baca juga: Tugas Khusus Megawati untuk Ahok Bukan Maju di Sumut, Ada Perjanjian Hingga Bantu Soal Pilkada

Keputusan ini disampaikan Megawati Soekarnoputri.

"Untuk itulah saya sedang mempertimbangkan, memikirkan dengan mendalam, sekiranya Bapak Djarot Syaiful Hidayat, saya tetapkan dulu sebagai bakal calon gubernur untuk Sumatera Utara," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Ia menyebutkan, PDIP mengusung Djarot karena ia dinilai sebagai sosok yang dikenalnya dengan baik sebagai mantan Wali Kota Blitar, Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan Gubernur DKI Jakarta.

Megawati yakin, Djarot bisa diterima oleh masyarakat Sumatera Utara yang berkarakter terbuka.

Apalagi, Djarot dinilai memiliki rekam jejak yang bersih selama memimpin dan menjadi anti-tesis gubernur Sumatera Utara sebelumnya yang kerap tersandung masalah hukum.

Djarot kalah selisih 15 persen

Selisih 15,16 persen, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) keok di kancah Pilkada Sumatera Utara.

Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Djarot Syaiful Hidayat dan Sihar Sitorus (Djoss) menghadiri Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDIP Provinsi Sumut, di Hotel Danau Toba, Sumatera Utara, Sabtu (20/1/2018). Rakerdasus tersebut membahas program kerja dan pemenangan pilkada Sumut pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Persentase tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi dari 33 kabupaten dan kota di Sumut.

Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas), dinyatakan menang dengan 3.291.137 suara atau 57,58 persen.

Kemenangan ini didulang dari 17 kabupaten.

Sedangkan Djoss, memeroleh 2.424.960 suara atau 42,42 persen yang berasal dari 16 kabupaten dan kota. 

Eramas memeroleh suara paling banyak di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Langkat. Sedangkan rivalnya merajai suara dari Kabupaten Tapanuli Utara, Karo, dan Dairi.

Di Kota Medan, Eramas gilang gemilang di 21 kecamatan, Djoss cukup bertengger di empat kecamatan sisa.

Artinya, Eramas memeroleh 551.641, sedangkan Djoss 357.377 dari 909.018 jumlah suara yang dinyatakan sah. Suara tidak sah dinyatakan sebanyak 7.091.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan Herdensi Adnin mengatakan, tingkat partisipasi pemilih Kota Medan mengalami peningkatan.

Pada Pilkada Sumut 2013, tingkat partisipasi hanya 36,58 persen, naik di 2008 menjadi 47,10 persen, lalu kembali naik di 2018 dengan 58,38 persen.

"Baru kali ini tingkat partisipasi masyarakat Medan di atas 50 persen," kata Herdensi, Senin (9/7/2018). (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini